Jakarta, Wartatasik.com – Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat 2018 diharapkan tidak menjadi ajang saling fitnah dan menjelek-jelekan. Hal itu disampaikan Calon Wakil Gubernur dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Anton Charliyan. Ia lebih mengharapkan, Pilkada jadi ajang adu visi bagi para kandidat dan itu dinilainya lebih produktif serta bermanfaat bagi masyarakat ketimbang membuat kegaduhan baru.
“Jangan sampai terjadi yang seperti ini (ajang fitnah). Jangan dibudayakan saling memfitnah, adu program saja,” kata Anton, usai mendapat rekomendasi dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk maju di Pilkada Jabar 2018 mendampingi Calon Gubernur TB Hasanudin di Kantor DPP PDIP Lenteng Agung, kemarin.
Anton tak memungkiri pola-pola pemenangan di Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu bisa terjadi di Pilgub Jabar. Namun, lanjut Ia, hal-hal yang mungkin memecah belah seperti fitnah dan menjelek-jelekan bisa diantisipasi dengan menawarkan solusi yang riil bagi masyarakat. Pasalnya, banyak masalah yang terjadi di masyarakat dan membuat potensi meningkatnya sentimen SARA.
“Kita inventarisir dulu (akar masalahnya), diantaranya kesenjangan dan kemiskinan, minimnya lapangan kerja, pendidikan yang kurang tepat guna, pangan belum berdaulat, hingga Jabar yang kurang toleran. Makanya saya ingin rahmat lil alamin, yang damai. Kita bangun kembali Jabar yang religius dan nasionalis. Jangan lupa nasionalisnya,” ujar Anton.
Mengenai popularitas Anton Charliyan yang dianggap belum bisa menyaingi pasangan yang lebih dulu muncul seperti Ridwan Kamil, Deddy Mizwar, dan Dedi Mulyadi, Ia menyebut pihaknya tak mengkhawatirkan hal itu. Menurutnya jangan sampai terjebak popularitas sehingga melupakan program.
“Berkaca dari pengalaman, dulu lima hari sebelum pengumuman Pak Agum sebagai Cagub di Jabar masih nomor satu, ternyata Pak Aher yang menang. Bukan hanya popularitas yang jadi ukuran, tapi meyakinkan program dan figur kami dengan sejujurnya dengan program nyata,” tambahnya. Indra