Bandung, Wartatasik.com – Curahan hati dari para orangtua yang tak mampu terkait mahalnya biaya sekolah terutama tingkat SMA sederaja sering diterima bakal calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Di sampig soal biaya yang dibebankan kepada siswa, juga jarak tempuh yang jauh antara sekolah dengan rumah siswa sehingga menambah biaya sekolah makin tinggi.
Seperti dikatakan Nani (54), seorang nenek warga Desa Sangkanhurip, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung. Ia mengaku selama ini kebingungan membiayai cucunya yang belajar di salah satu SMK Negeri di Kabupaten Bandung. Penghasilan suaminya Tatang (61), sebagai sopir truk tronton hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
“Emak punya anak empat, cucu tujuh. Cuma pusing sampai gigi ini ompong membantu cucu yang kedua membiayai sekolah. Jaraknya jauh Kang,” ujar Nani kepada Demul (Dedi Mulyadi) yang hadir mengisi acara kesenian hajat lembur di Kecamatan Katapang, Jum’at (12/01/2018).
Nani mengaku kalau kedatangannya ke acara tersebut untuk menonton acara grup seni Dedi Mulyadi dan komedian Ohang. Ia tak menyangka terpilih maju ke panggung yang dipilih secara acak untuk mencurahkan permasalahan yang dihadapi dalam keluarganya selama ini.
Teknis pemilihan curahan hati warga miskin ini menjadi salah satu sesi rangkaian pentas grup seni Dedi Mulyadi, yang telah keliling di desa-desa se-Jabar sejak tahun 2008 silam.
“Suami mah cuma sopir tronton di pabrik, sudah 30 tahun bekerja. Tadinya mau diajak bareng kesini nonton Ohang, ingin berduaan. Eh, saya terpilih maju, ya.. saya curhat saja kalau selama ini biaya pendidikan anak mahal bagi kami warga miskin,” ungkap Nani.
Dedi Mulyadi sebagai dalang dan komedian Ohang memang menjadi pasangan duet saat pentas gelar seni tersebut. Keduanya menghibur warga yang hadir melalui lawak khas Sunda. Selain lawakan, Dedi berupaya menyampaikan pesan kepada warga bahwa jangan pernah sesekali membenani orangtua di usia senja.
“Orangtua menjerit selama ini biaya sekolah mahal. Ini pesan untuk semua. Jangan menambah beban Ibu kita. Sudah disuruh mengurus cucu, malah ditambah mikirin biaya sekolahnya,” kata Dedi. Sebagai salah satu kandidat di Pilgub Jabar, Dedi berupaya menjelaskan solusi yang akan dilakukannya kalau nanti terpilih.
Salah satunya akan membangun sekolah tambahan mulai dari sekolah dasar sampai tingkat atas yang dekat dengan permukiman. “SD, SMP dan SMA harus berada di sekitar wilayah domisili siswa. Jadi, mereka tidak perlu menempuh jarak yang jauh. Juga akan berupaya semaksimal mungkin akan menggratiskan biaya sekolah terutama murid tak mampu,” tambah Dedi.
Selain itu, akan mengupayakan pentingnya program asuransi Hari Tua. Sehingga orangtua yang seharusnya bahagia di masa tuanya, tak dibebankan ekonomi. “TNI, POLRI dan PNS punya pensiun. Mereka (Mak Nani dan Bah Tatang) masih harus repot bekerja di hari tua. Maka sudah menjadi kewajiban pemerintah ke depan untuk membangun skema Asuransi Hari Tua untuk orang seperti mereka,” ujar dia.
Di akhir acara grup seninya selalu ada uang patungan dari kolega-koleganya yang hadir untuk membantu warga miskin yang terpilih naik ke panggung. Nenek Nani mendapatkan uang bantuan sebesar Rp 7 juta untuk modal usaha. “Ini ada tujuh juta yang terkumpul dari hasil patungan teman-teman untuk Emak Nani. Mudah-mudahan jadi bekal usaha jika kelak suaminya sudah pensiun jadi sopir truk,” pungkas Dedi. Kompas.com **