Nasional, Wartatasik.com – Roel Mustafa memiliki istri dan anak. Namun dia tetap berkeliling mencari janda-janda. Istimewanya, para janda tersebut bukan untuk dinikahi, melainkan diberi bantuan.
Roel terinspirasi ibunya yang suka memberikan makanan kepada para janda di sekitar rumah mereka. Padahal, kala itu kondisi ekonominya kekurangan.
“Ibu saya kan kalau dari segi ekonomi kita sama-sama kekurangan, apalagi ibu saya punya anak 9. Tapi dia punya kawan-kawan yang janda, temen ngaji, tetangga di rumah, biasanya setiap ibu saya masak itu selalu dilebihkan, meski dua porsi selalu dilebihkan diberikan ke para janda itu. Nah saya anaknya bagian kurir nganterin, kamu tolong anterin ke ibu ini, ke mbak ini,” cerita Roel saat berbincang dengan Wartawan di Jakarta, Kamis (19/7).
Hal tersebut berlangsung secara terus-menerus dan sempat terhenti ketika ibunda Roel meninggal dunia. Sejenak, dirinya pun berfikir. Roel menyayangkan hal positif yang dilakukan sang ibu harus terhenti dan tidak diteruskan sama sekali. Walaupun saat itu dia pindah rumah dari rumah ibunya di Jakarta Pusat, Roel tetap berusaha memberikan nafkah kepada para janda.
“Akhirnya saya tanya sama adik saya kira-kira masih ada berapa temen ibu disana, ada sekitar 5 sampai 7. Yaudah tiap bulan kamu ingetin saya, saya akan santuni dengan bahan makanan, bahan sembako. Nah itu saya santuni tiap bulan,” ucapnya.
Adik Roel pun kemudian mengirimkan foto-foto setelah bantuan bahan makanan tersebut diberikan. Ada rasa bahagia di hati Roel melihat kebahagiaan para janda itu. Sejak saat itu, dia pun kembali memutuskan untuk melanjutkan apa yang dilakukan sang ibu menyantuni para janda tepat dua tahun lalu atau sekitar 2016.
Seiring dengan berjalannya waktu, Roel sering blusukkan. Ini juga terkait dengan Sekolah Relawan yang didirikannya. Saat blusukkan, Roel sembari mencari janda-janda yang kehidupannya kurang beruntung.
Ketika bertemu janda yang sekiranya perlu dibantu, tanpa ragu Roel ajak mengobrol langsung dan memberikan santunan. Selama proses ini, dirinya pun mengabadikannya lewat foto.
Foto tersebut diunggahnya ke media sosial miliknya. Lama kelamaan, banyak teman-teman Roel yang justru juga ingin ikut memberikan bantuan kepada para janda.
“Akhirnya ngeliat support sama antusias temen-temen, jadi nambah semangat, akhirnya mulailah mencari, jadi semakin banyak,” tuturnya.
Melihat antusiasme yang sangat tinggi, Roel pun memasukkan program pemberian bantuan kepada para janda ini ke Sekolah Relawan yang didirikannya sekitar 2013 lalu bersama sahabatnya.
“Tak Hanya Berikan Bantuan”
Lama-kelamaan, para janda ini tidak hanya sekedar diberikan bantuan saja, tetapi Roel pun mencari program-program untuk para ibu tersebut. Program tersebut salah satunya adalah pendampingan.
Bersama relawan di Sekolah Relawan, para janda tersebut diberikan pendampingan, misalnya ketika sedang sakit.
“Program pendampingan ketika mereka sakit, mereka kan enggak tau ngurusnya gimana, ngurus BPJS gimana, di Rumah Sakit harus kemana-mana enggak ada yang nganterin, mau ada urusan dengan pemerintah dan lain-lain, mereka enggak ngerti. Itu kita dampingi,” kata Roel.
Lebih dari itu, Roel bersama Sekolah Relawannya juga terkadang berkumpul dengan para janda untuk sekedar bercerita, sharing, dan mengobrol. Hingga melakukan pelayanan kesehatan, pemeriksaan kesehatan, periksa gigi, dan lain-lain.
Tak berpuas diri, Roel lalu membuat program pemberdayaan bagi para janda. Apabila ada janda memiliki keahlian, maka diberikan modal. Misalnya, ada ibu yang ahli membuat lemper dan rengginang, maka akan diberikan modal, bantu kemas, dan pasarkan.
“Ada juga program pemberdayaan. Oh si ibu ini masih punya keahlian bikin lemper, yaudah kita buatin. Oh si ibu ini bikin rengginangnya enak, akhirnya kita kasih modal, kita bikin, kita kemas, kita bantu jualin,” kata Roel.
“Tersebar Dimana-mana”
Kini, para janda yang dibantu Roel dan Sekolah Relawan tidak hanya di Jabodetabek saja. Mereka tersebar di daerah-daerah lain, seperti Karawang, Purwerejo, Nganjuk, Surabaya, dan Lampung. Hal ini juga lantaran Sekolah Relawan punya jejaring di 27 kota.
Untuk janda yang berada di luar kota, Roel menyerahkan pemberian bantuannya kepada para relawan.
“Tujuannya adalah menginspirasi orang lain untuk bergerak membantu wanita. Lalu ini adalah sebuah penghormatan saya kepada sosok perempuan yang sudah ditinggal suaminya tapi masih bertahan hidup dengan tidak mengemis, masih bertahan hidup mencari kerja, atau melalui kegiatan-kegiatan lain yang bisa menghasilkan uang bagi mereka menjalani hidup,” papar Roel.
Roel tak berputus asa. Hingga saat ini, dia masih menargetkan bisa mengumpulkan 1.000 janda untuk diberikan bantuan. Sampai hari ini, total janda yang sudah diberikan bantuan mencapai 338 orang.
“Jadi memang target itu (1.000 janda) menjadi sebuah gol yang memang agak sedikit sulit tapi memang kita usahakan. Karena (kriterianya itu janda usia) 60 tahun, kemudian masih layak lah secara kehidupan perlu dibantu kebutuhan sembako. Kedua, (janda) tidak mengemis,” jelas Roel.
“Sekolah Relawan”
Roel bersama sahabatnya mendirikan Sekolah Relawan sejak lima tahun lalu atau sekitar 2013. Pendirian sekolah ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat Indonesia atau orang-orang yang punya sense-sosial tinggi.
Karena menurutnya, untuk melakukan kebaikan bukan hanya sekedar memberi. Ketika orang hanya memberi tidak ada hasilnya, akhirnya menjadi kebiasaan dan orang tersebut ketergantungan ketika diberi.
“Tapi perlu ada pelayanan, pendampingan, itu yang kita lakukan. Ketika orang punya masalah, bukan cuma kita kasih uang, selesai perkaranya. Kita dampingi, bener-bener, sampai mereka tadinya penerima bantuan menjadi pemberi manfaat,” terang dia.
Berlokasi di Beji, Depok, Roel mengistilahkan naik pangkat untuk mengubah kebiasaan seseorang. Misalnya, ada pemulung yang ternyata bisa membuat sate, maka diberikan modal, didampingi, hingga akhirnya bisa benar-benar berdiri dan orang tersebut bisa bersedekah.
“Itu program kita yang kita namakan naik pangkat. Dari yang tadinya pemulung, dia jadi akhirnya pedagang, yang tadinya pengemis dia berubah jadi orang yang tidak mengemis,” tegas Roel.
Seperti dikutip dari laman sekolahrelawan.com, selain itu, ada pula program free food car. Ini merupakan program pelayanan makan gratis bagi dhuafa, yatim, musafir, fakir dan miskin secara mobile (bergerak) untuk menjangkau daerah-daerah tertentu sesuai target penerima manfaat. Makanan yang diberikan mancakup nasi dan lauk pauk.
Lalu ada pula food box, yaitu program pengadaan makanan dan minuman siap santap yang tersaji di dalam showcase di tempat umum seperti masjid dan rumah sakit.
Kemudian clean action, yaitu edukasi dan aksi teladan tentang kebersihan dan pengelolaan sampah kepada masyarakat. Liputan6.com | Wartatasik.com