Kota, Wartatasik.com – Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat Uu Ruuzhanul Ulum mengaku mendapat beberapa laporan dari masyarakat (sekolah yang terpapar radikalisme), bahkan dirinya sudah memanggil kepala sekolahnya.
Hal itu dikatakan Uu saat membuka Workshop anti radikalisme bagi siswa SMA/SMK/SLB se-Cadisdikwil XII dan XIII dengan tema ‘Remaja Saleh Juara Lahir Batin’ di Aula Hotel Santika, Kota Tasikmalaya, Kamis (05/12/2019).
Lantaran itu Uu meminta kepada kepala sekolah jangan gampang menerima guru untuk mengajar, baik guru tentang ke akheratan ataupun guru yang biasa belajar pendidikan duniawi.
“Artinya harus bener-bener diseleksi, bener gak guru ini mengajar seperti ini sebelumnya. Jadi harus dilihat rekam jejaknya. Karena ada yang sembunyi dibalik dia jadi guru, ngumpet juga dibalik guru keagamaan,” bebernya.
Menurut Uu, Kepala Sekolah (Kepsek) harus benar-benar mengawasi apakah para guru yang ada sekarang di sekolahnya benar tidak dalam tugas dan pokok fungsi sebagai guru, ataupun malah ditambah dengan tugas yang lain yang tidak sesuai dengan job sebagai guru.
“Karena mereka yang saya tau, memberikan masukan-masukan semacam ‘itu’ dari orang-orang yang ada disekitar seperti dengan guru lagi, jadi bener-bener harus di screaning guru yang masuk. Ini tugasnya para kepala sekolah bersama para komite dan KCD,” tegasnya.
Uu menyebut kegiatan ini bukan program Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Jabar tapi amanat dari pemerintah diberbagai tingkatan.
“Jadi bukan hanya pemprov saja, kalau pemprov saja kami merasa gak bisa apa-apa,” ujarnya.
Uu berharap, Indonesia sekarang adalah Indonesia yang benar-benar menghargai perbedaan Indonesia yang Bhineka.
“Maka mari kita jaga ke bhinekaan ini, jangan sampai dirusak dengan gerakan atau faham-faham yang menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia,” harapnya.
Nampak hadir dalam workshop ini unsur Dinas Pendidikan Provinsi/kota/kab, para guru, komite sekolah, kepala sekolah dan para siswa SMA/SMK/SLB. Blade.