Kab, Wartatasik.com – Sungguh miris kisah hidup yang dialami Keluarga Habid (70) warga Kp Nagrog Desa Padasuka, Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya. Diusianya yang sudah renta, hanya tinggal digubuk tak layak.
Habid tinggal serumah bersama satu orang anak dan cucunya. Meski dinilai pantas mendapatkan bantuan, namun pria paruh baya ini hanya bisa meratap melihat orang lain menerima subsidi hidup dari pemerintah.
Karena lahan bangunan tak luas, dapur pun terpaksa dijadikan kamar sehingga siapapun yang menyaksikan mampu mengundang air mata. Padahal rumah kumuh pak Habis hanya berjarak 100 meter dari Kantor Desa Padasuka, namun luput perhatian.
Selain tidak pernah mendapat bantuan pangan dari pemerintah atau bantuan khusus kemasyarakat, padahal tetangga yang mampu dan cukup kuat ekonomi dalam kehidupan sehari hari malah dapat.
Imat ruhimat (31) anak dari Habib mengatakan, selama ini keluarganya belum pernah ada perhatian dari pemerintah, sedangkan kalau pihak desa itu cuma sebatas foto foto rumah dan mendata saja.
“Pihak desa pernah ada yang datang kerumah, tapi sampai sekarang tidak ada turun bantuan. Belum pernah sama sekali, saya kelahiran disini asli,” ucapnya, Selasa (28/01/2020).
Diceritakan Imat, pernah dulu bapaknya heboh mencari dirinya untuk segera pulang, hal itu karena orang lain ambil uang dari pemerintah. Tapi Imat kasian terhadap bapaknya karena hanya berangan angan.
“Saya bingung ngambil uang apa, pas saya pulang ke rumah, ternyata tetangga itu ngambil uang Bantuan Langsung Tunai (BLT), saya bilangin ke bapak, kan bapak mah gak dapat BLT. Iya kan keluarga kita mah gak dapat bantuan,” ucapnya menjelaskan.
Imat terharu atas tergeraknya hati masyarakat, karena ada niat membantu dari swadya masyarakat untuk membangunkan rumah, cuma tak jadi karena bangunan yang ditempati tanahnya bukan milik pribadi.
“Akhirnya swadaya masyarakat yang tadinya buat ngerehab rumah itu dibelikan buat beli tanah yang luasnya 4 bata buat keluarga saya,” tuturnya.
Umat mengaku pernah mengajukan permohonan bantuan ke pihak desa, setidaknya diihat dulu kondisi rumah, apakah layak meminta beras ataupun meminta hak sebagai warga kurang mampu.
“Tapi sampai sekarang disuruh lihat kondisi rumah saya gak ada. Ya, mungkin lagi sibuk jadi enggak bisa lihat keadaan rumah saya,” imbuhnya.
Semntara itu, saat dikonfirmasi Sekretaris Desa Padasuka Undang Yuli membenarkan jika keberadaan Habid itu belum pernah menerima bantuan apapun.
Tapi terangnya, pihak desa sudah berupaya, bahkan sudah sering namun hal kebijakan bantuan itu belum terealisasikan.
“Kami akan memprioritaskan bapak tersebut, bahkan kami sedang berencana akan mengkaver dari uang
Anggaran Dana Desa (ADD),” pungkasnya.
Untuk diketahui, Imat hanya bekerja di bordir dengan penghasilan rata rata Rp 40 ribu/hari dan harus dicukup cukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Karena mungkin hidup pas pas an, istrinya pun kabur meninggalkan satu orang anaknya. Blade.