Tasikmalaya, Wartatasik.com – Keberadaan Program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan diyakini telah banyak membantu masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Salah satunya yaitu Ineng Sumartika (62) yang telah menjadi peserta Program JKN-KIS dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) sejak tahun 2014.
Saat ditemui di kediamannya, di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya, Ineng menceritakan bahwa dirinya bergabung menjadi peserta Program JKN-KIS ketika pertama kali didiagnosa memiliki penyakit diabetes dan harus melakukan rawat inap saat tahun 2014.
“Pas pertama sakit diabetes, saya langsung ditempatkan di ruang VIP, karena ruang kelas 1 penuh. Alhamdulillah nya, selama saya dirawat di ruang VIP, saya ga bayar sama sekali. Saya kaget, kan di VIP,” kata Ineng, Rabu (31/03/2021).
Ineng menuturkan dirinya sering memanfaatkan pelayanan kesehatan menggunakan kartu JKN-KIS hingga saat ini. Baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKTRL). Sebagai penderita penyakit kronis, yaitu diabetes dan hipertensi, mengharuskan dirinya rutin menjalani pengobatan setiap tiga bulan sekali.
“Sering ke Klinik Melati saya sama ke rumah sakit sesuai rujukan. Terakhir kontrol tiga bulan yang lalu. Kontrol mah gak bayar cuma beli obat TG tujuh puluh dua ribu buat tiga bulan, karena obat itu ga dijamin BPJS Kesehatan dan diagnosa pertamanya cuma diabetes sama hipertensi,” ujar Ineng.
Selain itu, Ineng juga menuturkan kesannya menjadi peserta Program JKN-KIS dan harapannya pada keberlangsungan program JKN-KIS. Ineng mengaku bahwa kehadiran Program JKN-KIS emmbuat dirinya lebih mudah untuk mengakses layanan kesehatan tanpa khawatir timbul biaya yang besar atas pengobatan yang dijalaninya.
“Bagi saya mah memudahkan buat bantu-bantu bayar dokter, terus obat, terus kalo di rawat gitu buat saya mah. Harapannya lebih memudahkan dari persyaratannya. Kalau di rawat bebas, walaupun kelas tiga bisa ke VVIP asalkan kita mampu bayar. Jangan gaboleh gabisa, maunya gitu. Mudah-mudahan obat-obatan TG juga bisa ke cover,” ungkapnya. Redaksi | Jamkesnews