Kab, Wartatasik.com – Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan prioritas utama yang harus diperhatikan. Meski demikian, masih banyak tenaga kerja yang mengalami cedera hingga kematian akibat kecelakaan di tempat kerja.
Melihat hal tersebut, International Labour Organization (ILO) sebagai bagian dari PBB yang berfokus pada masalah ketenagakerjaan, turut serta dalam kampanye global mengenai kesehatan dan keselamatan kerja.
Setiap tahunnya, 28 April diperingati sebagai hari Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sedunia (World Day for Safety and Health at Work). Fokus utama dari kampanye tersebut yakni meningkatkan kesadaran yang ditujukan pada besarnya masalah.
Dan bagaimana mempromosikan dan menciptakan budaya keselamatan dan kesehatan yang dapat membantu mengurangi jumlah kematian yang berhubungan dengan pekerjaan dan cedera.
Pada peringatan tahun ini, tema yang diambil yaitu “Workplace Stress: a Collective Challenge.” Tema ini diambil mengingat banyaknya tekanan yang dihadapi para pekerja dalam memenuhi tuntutan pekerjaan.
Stres yang berkaitan dengan pekerjaan kini menjadi masalah global yang berdampak pada semua negara, semua profesi, dan semua pekerja, baik di negara maju maupun negara berkembang.
Anggota Dewan provinsi Jawa barat Komisi Xl Hj. Neng Madinah menyadari bahwa tantangan besar yang dihadapi oleh pemerintah, pengusaha, pekerja dan seluruh masyarakat di Indonesia umumnya di seluruh dunia untuk memerangi pandemi COVID-19.
“Hari Dunia untuk Keselamatan dan Kesehatan di Tempat Kerja akan fokus pada penanganan berjangkitnya penyakit menular di tempat kerja, khususnya, pada Pandemi COVID-19,” ucapnya, Rabu (28/04/2021).
Sebab itu, kepedulian semakin meningkat atas terus meningkatnya infeksi COVID-19 di beberapa bagian dunia dan kemampuan untuk mempertahankan tingkat penurunan pada orang lain.
Pemerintah, pengusaha, pekerja dan organisasi mereka menghadapi tantangan besar ketika mereka mencoba memerangi pandemi COVID-19, dan melindungi keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.
“Di luar krisis langsung, ada juga kekhawatiran tentang melanjutkan kembali kegiatan dengan cara yang menopang kemajuan yang dibuat dalam menekan transmisi,” tandasnya. Ndhie.