Jakarta, Wartatasik.com – Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) masa khidmat 2021-2024 telah resmi dikukuhkan, mengingat pandemi COVID-19 belum mereda, bahkan semakin tak terkendali, pelaksanaan pengukuhan pun digelar secara Virtual.
Pasca pengukuhan, PB PMII menyerukan dan mengajak seluruh elemen pemuda membangun persatuan nasional, tanpa memandang strata pendidikan, keahlian, maupun ras, suku, agama, budaya apalagi strata ekonomi.
Hal ini disampaikan Ketua Bidang Hubungan Organisasi Kemahasiswaan, Kepemudaan, LSM dan Ormas PB PMII, Yogi Apendi. Ia menerangkan bahwa persatuan nasional adalah modal utama bagi pemuda indonesia dalam berkontribusi pada bangsa serta negara dan menyongsong masa depan.
“Modal utama kerja-kerja pemuda dalam berkontribusinya membangun bangsa dan negara adalah Persatuan antara pemuda itu sendiri. Jika tanpa persatuan, maka pemuda yang bertumpuk-tumpuk di negara ini tidak berarti apa-apa bahkan menjadi becana,” imbuh Yogi
Menurutnya, posisi strategis Pemuda Pengurus Harian PB PMII ini berpendapat bahwa posisi pemuda dalam pembangunan negara sangatlah strategis, baik dalam pengembangan SDM, Ekonomi, Politik, sosial ataupun kebudayaan.
“Peran strategis pemuda itu terletak pada kemampuannya menggerakan setiap lini negara agar dapat berinovasi dan melaju lebih cepat. Hal ini terjadi sepanjang sejarah manusia,” jelasnya, Senin (28/06/2021).
Yogi menggambarkan tentang kehadiran tekknologi yang begitu cepat hari ini. Ia menyebut, hanya dapat ditangkap dan dikelola oleh kelompok muda. Begitupun di ruang kesehatan, ekonomi kreatif, politik elektoral, pengelolaan aset negara, pengelolaan perusahaan negara, sampai ruang-ruang pendidikan dan kebudayaan, hanya akan mampu berinovasi dan berkembang jika dikelola oleh pemuda.
“Bayangkan saja, jika pemuda bersatu menggerakan misalnya di sektor ekonomi saja, dengan kreatifitas dan inovasinya, ditambah sentuhan kekuatan teknologi yang ia kuasai, tentu perkembangannya akan pesat,” ucap Yogi.
Namun dirinya juga memberikan catatan, bahwa ada prasyarat mutlak agar Persatuan Nasional tersebut mampu mendorong kemajuan, yaitu kualitas dan karakter pemudanya.
“Persatuan Nasional itu Modal Kolektif Bangsa Indonesia sejak dari dulu, yang dalam prakteknya kalo dalam buku SD disebut Gotong Royong lah kira-kira. Nah, selanjutnya Kualitas dan Karakter pemudanya, ini menentukan kemana persatuan pemuda itu akan melaju, kearah hari depan atau kembali mundur,” jelasnya.
Menurut Yogi, jika pemerintah belum mampu secara signifikan mengerjakan tugas-tugasnya maka kewajiban kaum muda menuntaskankannya, termasuk dalam meningkatkan kualitas dan karakter pemudanya itu sendiri.
“Pemuda harus mengambil peran dominan dalam pembangunan nasional, toh yang hidup di hari esok kan kita sama anak cucu kita, kalo kita gak terlibat hari ini, nasib hari depan bagaimana,” tegasnya.
Yogi menjelaskan arah kebijakan PB PMII di bawah kepemimpinan Muhammad Abdullah Syukri sebagai ketua umum akan mengajak seluruh Pengurus serta seluruh kader untuk berlari mengejar ketertinggalan, merapikan kekurangan, dan memimpin konsolidasi hari depan.
“Kita (PB PMII) sudah di beri aba-aba oleh Ketum agar semuanya bekerja maksimal mengkonsolidasi internal serta eksternal. Sesuai Visi Kepengurusan Hari ini lah, Transformasi Organisasi Untuk PMII Maju dan Mendunia,” kata dia
Dalam konteks Kepemudaan, Yogi berharap seluruh elemen pemuda mau dan mampu membuka diri untuk bersatu padu, bergotong royong songsong masa depan.
“Pokoknya sih kaum muda harus bersatu, berkolaborasi, minimalnya kan mengencangkan kegiatan dialog dan diskursus secara luas terkait persoalan-persoalan yang dihadapi bersama, terus nyari solusi bareng-bareng,” kukuhnya.
Mengingat kondisi pandemi, Yogi mengajak kaum muda merefleksikan peran pemuda dalan situasi krisis ini.
“Contoh nih, sekarang Covid-19 lagi menggila, angka kasus terus tinggi dan semakin tinggi, pemerintah hampir tak mampu kendalikan, ekonomi lesu, utang luar negeri nambah lagi, lalu apa peran kita? Pemuda bisa apa?” tutupnya. Asron.