Kota, Wartatasik.com – Pemberlakuan Perbatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat telah berjalan beberapa hari ternyata berdampak kepada para pedagang kaki lima yang ada di kawasan Dadaha.
Pasalnya, semua area kawasan tersebut kini mengalami penutupan jalan, maka sudah dipastikan untuk pedagang yang ada di area dalam mengalami kesulitan pembeli.
Seperti yang dialami Agus salah satu pedagang Cakwe. Ia mengeluhkan tentang kebijakan yang tengah berjalan ini yang membuat keresahan dan kebingungan yang dirasakannya dari hari ke hari
“Namun, selama ini apapun peraturan dan kebijakan pemerintah bertujuan untuk kepositifan dan kebaikan warga masyarakat kota Tasikmalaya, saya sangat menghormatinya dan harus saya taati, ungkap Agus ketika ditemui Wartatasik.com saat berjualan, Selasa (06/07/2021).
Akan tetapi kata ia, sejauh merasa kebingungan karena pendapatan keseharian hanya mengandalkan jualan, namun keadaan memaksa untuk mengikuti aturan yang ada.
“Saya berharap sekali pemerintah pun memperhatikan kami sebagai pedagang kecil dengan penghasilan yang pas pasan, jika tidak berjualan bagaimana nasib keluarga saya,” keluhnya.
Sedangkan lanjut Agus, keluarganya selalu menunggu pulang berjualan dengan harapan membawa uang, tapi penghasilan hilang sekitar 95% semenjak pemberlakuan PPKM.
“Apakah saya harus menunggu turunnya Bansos Covid-19 yang notabene hanya sebulan sekali, itupun saya tidak pernah mendapatkan bantuan,” tuturnya.
Agus menyebut, meski hanya 20 hari, tapi penerapan PPKM Darurat ini terasa berat bagi masyarakat kebawah. Ia pun membandingkan antara tujuan meminimalisir penyebaran virus dengan kebutuhan hidup.
“Saya tahu PPKM ini bertujuan untuk meminimalisir Covid 19, tapi justru keadaan seperti inilah, kami seolah akan mati kelaparan bukan karena penyakit corona, karena kita dibuat semakin gila dengan keadaan seperti ini,” imbuhnya.
“Sudah mah susah mendapatkan uang sekarang di buat susah ku akses jualannya, jika weekend mendapatkan uang hasil jualan sekitar Rp 500 ribu, tapi sejak PPKM menurun tiap hari, dari mulai Rp 100 ribu tiap hari, sekarang jadi Rp 15 ribu,” jelasnya.
“Saya tak menyoal jika selama PPKM Darurat warga yang terdampak dibekali kebutuhan hidup oleh pemerintah, tapi itu sesuatu yang mustahil. Kita masyarakat kecil hanya menunggu kelaparan tanpa ada bantuan,” tutup Agus. Suslia.