Kota, Wartatasik.com – Keputusan PPKM Level 4, membuat para pengusaha dan pedagang kecil merasakan dampak buruk bagi ekonominya, apalagi diperpanjang sampai tanggal 9 Agustus.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Tasikraya Budgeting Control (TBC) Ardiana Nugraha mengatakan, ini merupakan realitas yang kentara berkenaan dengan diperketatnya aturan usaha melalui regulasi yang ada.
“Namun sayangnya, Pemkot Tasikmalaya dalam situasi saat ini tidak mampu untuk memprediksi agar program yang direncanakan mampu beradaptasi dengan urgensi kondisi para pelaku usaha,” ungkap Ardiana, Selasa (03/08/2021).
Ia menyebut, dalam konteks situasi PPKM seharusnya pemkot merencanakan dan menyiapkan bantuan subsidi kepada para pengusaha mikro/makro secara akurat adil dan merata, agar usahanya terus berkembang atau minimal bisa bertahan dari situasi buruk yang tidak bisa disangkal.
“Bukan malah memproyeksikan pembangunan seperti pembangunan gedung promosi dan pemasaran. Nomor : 602.1/192/Pokja-BPBJ/2021 dengan angka fantastis dengan nilai total HPS Rp. 8.250.000.000.00 (dihasilkan oleh server pada: 5 Juli 2021 14:06 WIB – LPSE Kota Tasikmalaya),” beber Ardiana.
Ia melanjutkan, yang menjadi pertanyaannya apabila para pengusahanya tidak dikembangkan, diselamatkan dan mati. Apanya yang mau dipromosikan dan dipasarkan?.
Menurut Ardiana, Pemkot dengan ini melalui Dinas KUKM Perindag sudah punya gedung Pusat Pengembangan Industri Kerajinan (PPIK). Kenapa tidak dimaksimalkan?
“Malah kalau dilihat dari kegiatan-kegiatan sebelumnya acara pelatihan saja dilaksanakan di hotel, bukan di aula PPIK, kan jelas ini sangat kontraproduktif dan hanya membuang anggaran secara cuma-cuma,” sindir Ardiana.
Dirinya mempertanyakan upaya Dinas KUKM Perindag dalam menyelematkan industri dan perdagangan dari program yang sudah ada disituasi PPKM kali ini? Apakah itu sudah di eksekusi, sesuai dan mencapai target? Bagaimana penglolaan dan management anggarannya?
“Karena yang paling tepat untuk perform disituasi kali ini adalah Dinas Perindag dengan menjadi pahlawan perdagangan, bukan pahlawan pembangunan,” tandasnya. Ndhie.