Kota,Wartatasik.com – Dalam rangka hari anak nasional 2022, Puskesmas Kersanegara launching Gebyar Mapalasagara Santun (ema ema bapa bapa pecinta alam Puskesmas Kersanagara Sayangi Anak Stunting) di Aula Kelurahan Setiajaya, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.
Kepala Puskesmas Kersanegara Mohammad Ginanjar S.Kep. Ners mengatakan, kegiatan ini melibatkan empat kelurahan, diantaranya Kersanagara, Setiajaya, Setiaratu, Setianagara ini untuk membangun kesadaran masyarakat dan program Gerakan Indonesia Sehat diantaranya ada penanggulangan stunting.
Pak Wowo akrabnya disapa menyebut, di Puskesmas Kersanegara memiliki terobosan yang disebut Mapalasagara diantaranya kegiatan gowes yang ada keterkaitan momentum sifatnya promotif preventif sesuai dengan tujuan Puskesmas.
“Saya mengambil gerakan ini terkait di bidang stunting yang bekerjasama dengan mitra jejaring fasilitas kesehatan lain lintas sektoral, seperti Danlanud, Polsek, Koramil, kecamatan, kelurahan dan lainnya, mereka harus bisa menggerakan untuk kurangi stunting,” jelas Ginanjar, Jumat (22/07/2022).
Solusinya terang dia, dengan mengangkat bapak asuh stuntng, artinya satu RW menangani satu stunting. Ginanjar menjelaskan, data yang tercatat di wilayah kerja UPTD total 389 stunting dan yang paling banyak Setiajaya sekitar 105 kasus.
“Itu jelas penyebabnya dari gizi buruk, tidak hanya dari faktor ekonomi, tapi pola makan, suplai nutrisi pun bisa. Tapi diakui jika 70 persen kasus stunting dari ekonomi dan adanya Bapak Asuh jadi salah satu solusinya,” jelas Ginanjar.
Pihaknya sudah menarget tidak ada lagi kasus penambahan stunting, bahkan bisa sampai nol persen.
“Harapan kami target 0 persen kasus kita, dengan menggerakan semua elemen agar peduli kepada stunting,” tegas Ginanjar.
Ditempat sama, Ahli Gizi di Puskesmas Kersanegara ibu Melpi menuturkan, sekarang sudah ada aplikasi pusatiziterpadu, jadi data anak dimasukan sesuai kategori.
“Akan terpantau, anak itu stunting apa tidak, dengan mengetik tinggi berat badan menurut usia. Itu bisa terdeteksi,” papar Melpi.
Disinggung dari faktor gen, menurutnya, stunting bisa dari faktor lingkungan, pola asuh anak dan makanan. Itu sangat berpengaruh. Adapun terkait Riwayat keturunan, harus diputus siklusnya.
“Jangan sampai keturunan kita stunting.
Kita berusaha tangani dari mulai kehamilan sampai melahirkan, terus pantau tumbuh kembang anak,” terangnya.
Melpi menambahkan, untuk anak yang sudah terkena stunting, bisa dicegah dengan pemberian makanan tambahan (PMT) dari berbagai sumber bantuan.
“PMT bisa dari PKM, Dinkes atau masyarakat juga ada. Tapi sekarang ini baru dari klinik swasta, mereka jadi ortu asuh sebagai wujud partisipasi penanggulangan stunting,” pungkas Melpi
Menanggapi acara launching ini Lurah Setiajaya, Dadang Hernawan, S.STP., menyambut baik atas kegiatan stakeholder yang berada dibawah UPTD Puskesmas Kersanagara.
“Dan semoga angka stunting di wilayah Setiajaya bisa ditekan dengan adanya peran dan dukungan masyarakat dan stakeholder lainnya ini,” ucap Dadang.
Ia mengaku merasa senang atas semangat kader dan stakeholder lainnya dalam melakukan aksi yang membantu masyarakat.
“Tidak hanya stunting, MapalaSagara Santun berperan dalam memberantas DBD, dan permasalahan kesehatan masyarakat lainnya,” tuturnya.
Ia menandaskan, pihaknya akan mendukung kegiatan tersebut dengan melibatkan Ketua RT/RW, Kader, Karang Taruna dan lembaga kemasyarakatan lainnya.
“Semoga bisa maksimal dalam mencegah angka stunting di wilayah kami,” tandasnya. Asron