Kota, Wartatatsik.com – Dr Sima Mulyadi, M.Pd., Dosen Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyebut bahwa tujuan pendidikan nasional memiliki peran yang sangat krusial terhadap pembentukan pola pikir dan pengelolaan paradigma seseorang.
Sekolah ramah anak mendukung partisipasi anak dalam pemenuhan hak dasar yaitu mendapat pendidikan yang layak, maka dikemas dengan pola layanan inklusi dalam tatanan pendidikan anak usia dini formal maupun non formal. Di Indonesia pada saat ini pendidikan inklusi mengalami kemajuan yang cukup berkembang.
Maka dari itu katanya, diperlukan kerja keras dan tanggung jawab yang tinggi dari berbagai mitra, sehingga upaya yang dilakukan dalam menciptakan kesejahteraan bagi anak berkebutuhan khusus setara dengan anak pada umumnya.
“Dalam hal ini guru dituntut untuk memiliki keterampilan professional dalam proses belajar mengajar (PBM) di kelas inklusi,” katanya kepada sejumlah awak media di Gedung Pasca Sarjana UPI Kampus Tasikmalaya, Kamis (01/12/2022).
Adanya pendidikan inklusi ini lanjut ia, bermaksud untuk menyamakan persepsi dalam hal layanan pendidikan yang menyertakan atau mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus dengan anak pada umumnya di sekolah reguler tanpa adanya diskriminasi.
“Penyelenggaraan pendidikan inklusi menjadikan pihak sekolah untuk mengadaptasikan dari berbagai aspek pendidikan baik itu dari segi kurikulum, sarana dan prasarana maupun sistem belajar yang disesuaikan dengan
kebutuhan anak,” ujar Sima.
Ada begitu banyak hal yang harus dilakukan sekolah dalam rangka untuk melakukan penyesuaian pelaksanaan pendidikan inklusi. “Diantaranya, system pendidikan yang harus sesuai dengan kebutuhan anak didik, kurikulum serta sarana prasarana yang dibutuhkan,” jelasnya
“Pendidikan inklusi merupakan system layanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya,” pungkasnya. Sus