Kota, Wartatasik.com – Menindaklanjuti aksi yang dilakukan sejumlah LSM dalam peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia), DPRD Kota Tasikmalaya menerima audiensi untuk menampung aspirasi, saran dan solusi beragam permasalahan yang ada di Kota Tasik.
Audiensi tersebut digelar di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Tasikmalaya, Selasa (20/12/2023).
Ketua LSM Trinusa Indonesia Kota Tasikmalaya Dede Sukmajaya, menyayangkan terkait anggota DPRD yang hadir dalam pertemuan tersebut hanya empat orang saja.
Dede menyebutkan di sisi lain dirinya mengaku senang ada respon dari Sekda Kota Tasikmalaya, yaitu Pak Ivan Dicksan beserta jajarannya yang hadir dalam audiensi ini.
Dede menyebutkan bahwa pertemuan ini dalam rangka refleksi akhir tahun terkait kinerja PJ Walikota, beserta Stakeholders yang lainnya.
“Data-data yang sudah kita siapkan disatukan kemudian kita bikin slide agar bisa kita sama-sama saksikan beragam permasalahan yang ada di kota Tasikmalaya,” sebutnya.
Ditambahkannya lagi, baik itu masalah pembangunan, anggaran, program-program PJ Walikota yang belum sukses, dan banyak lagi permasalahan lainya yang secara faktual disampaikan.
Pertama, Dede menyikapi terkait indikator masalah kemiskinan di Kota Tasikmalaya, dia mengkhawatirkan terjadi kesalahan data-data yang tidak akurat.
“Buktinya banyak orang kaya yang menerima bantuan baik itu BPTN, ataupun PKH. Jangan-jangan sebabnya dari data itu, Kota termiskin ke-3 melekat kepada Kota Tasikmalaya,” ucapnya.
Lalu dirinya juga menyikapi terkait masalah pertanian. Dirinya menghimbau kepada Anggota DPRD jangan sampai membuat kelompok tani dadakan yang akan mendapatkan reses atau pokir dari para dewan.
“Meskipun itu adalah konstituen. Maksudnya di bikin kelompok yang memang ahli di bidangnya, jangan sampai pemerintah mengeluarkan anggaran yang sia-sia, karena tidak berkelanjutan. Sebab, banyak kelompok tani dadakan yang setelah 3-5 bulan bantuan itu cair, ternak beserta kandang-kandang nya ataupun yang lainnya tidak ada sama sekali,” jelasnya.
Selanjutnya ia menyikapi terkait masalah sampah. Menurut Dede, kunci dari permasalahan sampah adalah kesadaran.
“Baik itu kesadaran pemerintah ataupun masyarakat. Dimana pemerintah harus sadar bahwa armada-armadanya di dinas itu kurang. Jadi tolong di lengkapi agar pengangkutan sampah tidak terjadi keterlambatan,” imbuhnya.
Kemudian, lanjut Dede, gelontorkan anggaran yang efektif dan efisien juga tepat sasaran dan tepat guna sampai ke tingkat RW dengan tujuan untuk mengurangi volume sampah.
“Atau bahkan sampah harus selesai di tingkat RW, agar sampah tersebut tidak sampai ke TPA Ciangir yang sudah menggunung saat ini,” pungkasnya. MF