Kota, Wartatasik.com – Sejumlah ruas jalan di Kota Tasik terendam banjir yang terjadi akibat derasnya intensitas hujan, Selasa sore tadi, Tokoh Pemuda Miftah Farid angkat bicara.
Berdasarkan pantauan, sejumlah ruas jalan yang terdampak genangan air itu antara lain, Komplek Pasar Cikurubuk, Jl KHZ. Mustofa, Jl. Siliwangi, Jl. AH Nasution, Jl. Paseh dan lainnya
Terkait masalah banjir yang sedang terjadi saat ini di Kota Tasikmalaya, ia menekankan kepada Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk melakukan evaluasi serta melakukan kajian yang matang terkait genangan air hujan yang tanpa solusi sehingga terjadi banjir.
“Jangan membuat program pembangunan kota tanpa mempertimbangkan resiko banjir, seolah-olah membuat program hanya sekedar menyerap anggaran saja dan terlihat asal-asalan,” ujarnya, Selasa (30/01/2024).
Seperti hanya membuat proyek pekerjaan tanpa solusi, “Bahkan posisinya berbanding terbalik,” tuturnya lagi.
“Contohnya, hampir setiap pinggir jalan dibuat solokan, akan tetapi bukan malah menjadi menghilangkan genangan air yang diakibatkan hujan, justru malah membuat banjir,” tambahnya.
Ia menyebutkan bahwa beberapa kali pergantian Wali Kota, belum ada yang bisa melahirkan solusi kongkrit akan masalah banjir tersebut.
“Semoga dengan kepemimpinan Pj. Wali kota yang banyak sekali membuat terobosan program baru, bisa membuat gebrakan baru mengatasi banjir rutin yang diakibatkan hujan hanya beberapa jam saja,” ucapnya.
Apa lagi, lanjutnya, sekarang masih dalam waktu Musrenbang, “Semoga ada gagasan brilian dari Pj. Wali kota yang dituangkan dalam rumusan musrenbang untuk mengatasi banjir air hujan,” tambahnya.
Dirinya juga menyebutkan bahwa ini juga merupakan PR bagi Kadis PUTR yang baru.
“Semoga buah pikir pak kadis baru bisa menyelesaikan masalah rutin ini. Jangan menunggu ada korban jiwa akibat persoalan ini,” tuturnya.
Pembangunan kota (proyek pemerintah), katanya, harus berpihak pada masyarakat, jangan hanya berpihak kepada pengusaha. Keberpihakan terhadap masyarakat ini dibuktikan dengan proyek pembangunan yang menyelesaikan masalah bagi masyarakat.
“Jangan hanya memberikan keuntungan bagi pengusaha (perusahaan jasa pembangunan) saja. Proyek banyak di setiap tahun tetapi tidak menjadi solusi,” tambahnya.
Dirinya menerangkan beberapa indikator penyebab genangan air hujan yang menjadi banjir tersebut.
Pertama, bangunan di atas sungai yang mengakibatkan sulit untuk melakukan pemeliharaan seperti mengontrol apakah ada sampah yang menyumbat, jadi yakin tidak akan ada pemeliharaan oleh pemerintah.
“Kedua, Penyempitan sungai diakibatkan bangunan yang memakan garis sempadan sungai bahkan garis pagar sungai,” sebutnya.
Lanjut Farid, Ketiga, Proyek tahunan pemerintah yaitu solokan pinggir jalan (diatas trotoar) tidak efektif dan tidak jadi solusi malah menghamburkan anggaran. Keempat, Pembuatan trotoar tanpa menghitung pembuangan debit air ketika hujan.
“Terakhir, Jalan lingkungan (gang perkampungan) full di aspal/cor tanpa dibuatkan saluran pembuangan air dan biopori sehingga air mengalir ke jalan raya,” pungkasnya. MF.