Kota, Wartatasik.com – Menanggapi peserta Pekan Olahraga dan Seni Antar Diniyah (Porsadin) ke-10 tahun 2024 Cabor Bulu Tangkis, Gisya (santri dari Ponpes Fauzan) untuk tingkat Kota dari Perwakilan Kecamatan Cihideung yang di diskualifikasi oleh penyelenggara yakni FKDT (Forum Komunikasi Diniyah Taklimiyah) Kota Tasikmalaya secara sepihak, sejumlah Tokoh Ulama Cihideung sesalkan tidak profesional nya panitia.
Pasalnya, dengan prilaku tidak fair yang justru datang dari pihak panitia, hingga berita ini di publish, tidak ada seorang panitia pun yang menunjukan itikad baiknya karena setidaknya dengan diskualifikasi sepihak akan berakibat fatal bagi mental dan semangat peserta.
Hal tersebut diungkapkan Pengurus DKM Masjid At-Taufiq yang juga salah seorang pengurus Pondok Pesantren Fauzan, Ustadz Mabruri serta pengurus Forum Paseh Bersatu (FPB). Ia menyayangkan panitia yang plin-plan dalam mengambil sikap.
Pasalnya, lanjut Mabruri, sebelumnya panitia sepakat akan digelar pertandingan ulang, “Tapi malah membatalkannya lagi, ini terkesan memainkan aturan dan memainkan kami para pengurus. Diskualifikasi sepihak bakal mengganggu Mental anak kami,” tutunya di lingkungan Ponpes Fauzan, Kamis (15/08/2024).
“Seharusnya panitia komitmen dengan keputusannya, jangan seperti ini dipermainkan bahkan sekelas ulama pimpinan pondok pun mereka berani mempermainkannya,” katanya.
Secara teknis dan kepanitiaan sangat berantakan, lanjut ustad gondrong itu, “Ini seharusnya tidak boleh terjadi, karena event sekelas tingkat kota haruslah dengan persipan yang sangat matang,” tandasnya.
BACA JUGA: Dicoret Sepihak dalam Porsadin Tingkat Kota, KH. Ijad: Anak Kami jadi Korban Gegabahnya Panitia
Sementara, Tokoh Ulama Cihideung, K.H. Misbahudin menganggap panitia telah gagal dalam menyelenggarakan Porsadin pada tahun ini.
“Karena ini urusannya dengan umat, jadi kalau belum siap jangan berani-berani melakukannya. Disiapkan dulu segala halnya agar nantinya bisa berjalan lancar dan tidak ada pihak yang dirugikan,” tambahnya.
Dalam hal ini ada pihak yang sudah dirugikan akibat kelalaian panitia, dirinya meminta panitia bertanggungjawab dan bisa menyelesaikan masalah tersebut.
“Kalau sudah terlanjur seperti ini mohon diselesaikan agar tidak merusak citra Porsadin, apalagi ini kaitannya dengan daerah. Seharusnya panitia bisa menjaga amanah yang sudah diberikan Kota Tasikmalaya kepada panitia,” pungkasnya.
Dilansir sebelumnya, Pagelaran Porsadin tahun 2024 tingkat Kota Tasikmalaya yang digelar Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) diwarnai isu kecurangan dari panitia.
Pasalnya, dalam Cabang Olahraga Bulutangkis, salah satu atlet perwakilan dari Kecamatan Cihideung yang juga merupakan santri dari Pondok Pesantren Fauzan, Gisya merasa dirugikan karena di diskualifikasi pada saat laga puncak secara sepihak. MF.