
Referensi – Kampung Pameungpeuk, Desa Cikunir, menjadi saksi semangat kegiatan kelas Sarana Pembinaan dan Aspirasi Keluarga Berencana (SAPA KB) yang berlangsung meriah pada hari Rabu, 13 Februari 2025.
Sepuluh Wanita Usia Subur (WUS) dengan unmet need atau kebutuhan ber-KB yang belum terpenuhi menjadi fokus utama. Penyelenggaran kegiatan merupakan gagasan kreatif mahasiswa Diploma 3 Kebidanan STIKes Respati sebagai aksi nyata berkontribusi bagi masyarakat Cikunir khusunya WUS unmeet need sebagai rangkaian kegiatan Praktek Kebidanan Komunitas (PKKM) yang mendukung unggulan Program Studi dalam Pemberdayaan Wanita dalam Kesehatan Ibu dan Anak.
Terlaksananya kegiatan ini melibatkan para kader dan dosen pembimbing STIKes Respati, acara dihadiri oleh bidan desa Cikunir, kader desa Cikunir, serta dosen STIKes Respati Tasikmalaya. Slogan “Rencanakan Keluarga, Raih Masa Depan” menjadi ruh dari kegiatan yang menginspirasi para peserta untuk mengambil kendali atas kehidupan keluarga mereka.
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Bidan Desa Cikunir, yang mendukung kegiatan ini sebagai upaya mendekatkan pelayanan KB kepada masyarakat serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya perencanaan keluarga. Sebelum memasuki inti acara, para peserta disuguhkan video testimoni KB yang inspiratif, memberikan gambaran nyata mengenai manfaat dan dampak positif dari program KB.
Kelas SAPA KB ini memfokuskan diri pada dua aspek esensial, yaitu SAPA keadaan fisik ibu dan SAPA hak reproduksi. Pemahaman mendalam mengenai kondisi fisik dan hak-hak reproduksi menjadi landasan penting bagi perempuan dalam mengambil keputusan yang tepat terkait kesehatan dan keluarga berencana.
Untuk memberikan pelayanan yang komprehensif dan terpadu, kegiatan ini dilaksanakan dengan sistem 5 (lima) pojok yang inovatif yang terdiri dari, pojok pendaftaran, pojok pemeriksaan, pojok screening, pojok KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) dan pojok pelayanan.
Keberhasilan program dapat terukur dengan adanya peningkatan pemahaman responden setelah kegiatan, dari 10 wanita usia subur unmeet need, setelah kegiatan SAPA KB terdapat diantaranya 1 (satu) WUS langsung berkeinginan dan mendapatkan pelayanan suntik KB 3 (tiga) bulan, 1 (satu) WUS menggunakan Pil KB, dan 3 (tiga) WUS memiliki perencanaan KB MKJP (yaitu jenis Implant) dan akan bersdiskusi dengan suami untuk mendapatkan persetujuannya.
Pada akhir kegiatan, panitia penyelenggara SAPA KB menyediakan kotak saran untuk menampung aspirasi para peserta kegiatan. Hasil pengisian kotak saran yang disampaikan peserta, bahwa WUS sangat mengharapkan kegiatan dapat diikuti oleh semua WUS baik akseptor KB maupun yang belum menggunakan akseptor KB serta terselenggaranya program kelas SAPA KB yang berkelanjutan.
Dengan demikian, terselenggaranya kegiatan SAPA KB telah memenuhi goal kegiatan yaitu Jangka pendek, para peserta dapat memahami pentingnya KB, hak-hak reproduksi, serta mampu memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi fisik dan kebutuhan mereka.
Jangka menengah, peserta dapat merencanakan keluarga dengan lebih baik, Jangka Panjang Membentuk kemandirian perempuan dalam menjaga kesehatan ibu dan anak serta berpartisipasi dalam menurunkan angka kematian. Intensifikasi dan integrasi pelayanan KB berkontribusi nyata dalam mempercepat program penurunan stunting.**
Penulis: Kelompok SAPA KB (Mahasiswa STIKes Respati Tasikmalaya)