Kota, Wartatasik.com – Diputar perdana secara serentak tanggal 27 Juli, Film MANTRA SURUGANA, mengangkat Mantra Sunda dalam tradisi naskah lama. Ekspresi mantra diucapkan dalam bahasa Sunda kuno yang digunakan 5 abad silam.
Mantra Sunda dipandang sebagai dokumen dan kearifan lokal budaya Sunda. Pengamal Mantra atau orang yang mengucapkan dan mengamalkan mantra tersebut menjadi suatu tujuan tertentu, beranggapan bahwa membaca Mantra sama dengan membaca Doa.
Pada dasarnya Mantra adalah ekspresi doa, yang digunakan untuk suatu tujuan baik. Teks-teks Sunda klasik menyiratkan bahwa umumnya mantra digunakan untuk kebaikan, kesejahteraan, kesuburan dan kedamaian. Mantra digunakan untuk menolak bala dan mara bahaya dalam upacara ruwatan.
Sejak zaman Sunda kuno, laku ruwatan telah dilakukan untuk membersihkan lahan dari pengaruh buruk makhluk-makhluk jahat dan pengganggu, antara lain Udubasu, Kalabuat, Pulunggana, dan Surugana. Tapi ada juga yang menggunakannya untuk tujuan jahat untuk mencelakakan manusia.
Seiring berkembangnya kebudayaan Sunda, mantra bertransformasi dalam setiap zaman dan tetap eksis hingga saat ini di tengah masyarakat Sunda. Rajah, jangjawokan, asihan, adalah sebagian bentuk lain dari ungkapan mantra yang mengikuti konteks penyesuaian zaman dan penggunaannya di masyarakat.
Antara lain dalam bentuk ungkapan bahasa, istilah, dan unsur kesakralannya. Namun selalu ada benang merah yang terbentang dari masa lalu hingga masa kini.
Kajian struktur dan makna mantra telah mampu menguak eksistensi dan fungsi Mantra dalam upaya mengungkap baik dan buruknya penggunaan Mantra. Mantra layak disikapi secara bijak agar Pengamal dan masyarakat awam dapat hidup berdampingan, selaras dan harmonis “MANTRA MENJADI BAGIAN DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT SUNDA”.
Naskah-naskah Sunda Buhun ‘Kuno’ termasuk salah satu unsur budaya yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial budaya masyarakat yang melahirkan dan mendukungnya, yang tertulis pada daun gebang, lontar, gebang, belahan bambu, dan kulit kayu (daluang). Secara umum isinya mengungkapkan peristiwa masa lampau yang menyiratkan aspek kehidupan masyarakat, terutama aspek sosial dan budaya.
SINOPSIS FILM MANTRA SURUGANA
Sejak tinggal di asrama kampus, Tantri (17) mengalami berbagai kejadian menyeramkan. Asta, Fey, dan Reza, senior di kampus, curiga hal itu terjadi karena Tantri tinggal di kamar Arum, sahabat mereka yang tahun lalu hilang secara misterius dan diikuti pula oleh hilangnya mahasiswa lain bernama Luki.
Keesokan harinya, suasana kampus gempar. Tantri menemukan mayat Luki sudah membusuk. Kepada Asta, Tantri mengaku mendapat bisikan misterius kalau Luki bunuh diri secara mengerikan.
Menyadari Tantri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, Asta dan teman-temannya minta Tantri mencari Arum. Di rumah Arum yang terbengkalai, Tantri menemukan buku kuno berisi Mantra. Mantra yang jika dirapalkan bisa membuat seseorang terbunuh. Ternyata ada rahasia yang dibawa mati Luki, yang menyeret nama Asta dan teman-temannya sebagai orang-orang yang dimantrai.
Niat menyelamatkan diri dari pengaruh Mantra malah berkembang menjadi bencana bagi Asta dan teman-temannya, juga bagi Tantri. Mantra yang telanjur terucap ternyata memanggil sosok pembalas dendam yang mengincar mereka. Dan dendam itu ternyata ada hubungannya dengan masa lalu masing-masing.
Tidak bisa tidak, Mantra harus dibalikkan, buku Mantra harus dihancurkan, atau mereka sendirilah yang hancur.
BACA JUGA: Asli Tegang..! Yuk Saksikan, Film MANTRA SURUGANA Cinema Visit di XXI Plaza Asia Tasikmalaya
INFO FILM
JUDUL: MANTRA SURUGANA GENRE: HOROR
DURASI: 98 MENIT
KATEGORI USIA: 17+
SUTRADARA: Dyan Sunu Prastowo PRODUSER: Ervina Isleyen
PRODUSER EKSEKUTIF:
1. Supardi Tan
2. Ricky Wijaya
3. Felix Hamdany
CAST:
Sitha Marino sebagai Tantri
Cindy Nirmala sebagai Surugana & Dahlia Rania Putrisari sebagai Arum
Fergie Brittany sebagai Asta Shabrina Luna sebagai Fey Rafael Adwel sebagai Reza Dewa Dayana sebagai Mahesa Yusuf Mahardika sebagai Luki
Arswendy Bening Swara sebagai Arman Tegar Satrya sebagai Karta
Mike Lucock sebagai Jamal Messi Gusti sebagai Tantri Kecil.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi: Endah Dwi Ekowati
Public Relations
HP: 0815-877-4220
Email: endah.dwiekowai@gmail.com. Red.