Kota, Wartatasik.com – Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Jawa Barat gelar sosialisasi meraih peluang kerja ke luar negeri di pondok pesantren Sulalatulhuda, Jl Paseh kota Tasikmalaya, Rabu (19/8/5/2022).
Hadir sebagai narasumber, Kepala Disnaker Kota Tasikmalaya Rahmat Mahmuda sangat mengapresiasi kegiatan yg dilaksanakan oleh BP2MI. Ia menyebut, bahwa potensi TKI keluar negeri cukup besar.
“Seperti TKI ke japang 1000 orang dalam waktu satu tahun belum dipenuhi dan di Timur Tengah sekarang sudah mulai dibuka. Saya berharap dengan sosialisasi ini, para calon TKI mempersiapkan diri dan jangan memulai bekerja tanpa prosedur yang resmi,” ucapnya.
Lanjut Rahmat, kendala bahasa karena kebetulan Disnaker bekerjasama dengan LPK yang memfokuskan ke beberapa bahasa yaitu Jepang, Korea dan Inggris, sehingga para calon diharapkan menguasai ragam bahasa.
“Sosialisasi BP2MI ini salah satunya adalah program memberantas sindikat perusahaan yang memberangkatkan tanpa prosedur resmi dan sasarannya kebanyakan wanita,” ucapnya.
Ditempat sama, Kombes Pol Erwin Rahmat S.I.K, Kepala BP2MI Jawa Barat menjelaskan, program ini merupakan prioritas yang mana sudah ditetapkan untuk melakukan pemberantasan terhadap pemberangkatan Tenaga Kerja yang Ilegal.
Karena kata Erwin, selama 2021 di Jawa Barat sudah ada lima kasus yang sudah diungkap yang bekerjasama dengan Polda Jabar. Untuk meminimalisir, pihaknya mengadakan secara masif dikantong kantong yang banyak pengiriman ilegal.
“Diantaranya ada di Indramayu, Subang dan Cianjur. Meski Jabar pengirim terbesar dengan prosedur yang tepat, namun ada juga yang pengiriman ilegal” kata Kombes Pol Erwin Rahmat S.I.K, Kepala BP2MI Jawa Barat.
Ia menerangkan, alasan memilih santri untuk menjadi peserta sosialisasi, karena mereka ada potensi dan disini merupakan ponpes yang besar.
Klik like dan subscribe channel kami:
“Kalau memang ada peluang bagi santri kenapa tidak diambil peluang itu, untuk menjadi tenaga Kerja di Luar Negeri,” tutur Erwin.
Pada kesempatan tersebut, dirinya menjelaskan, para calo yang akan merekrut tenaga kerja Ilegal kini melalui media sosial dengan menawarkan gaji besar. Bahkan menurutnya, nanti calonnya memberikan bekal kepada keluarga hingga Rp 5 – Rp 10 juta, dibuatkan pasport dan diberangkatkan keluar negeri entah kemana.
“Kita harus memberikan edukasi kepada Ibu-ibu, banyak yang berangkat ke timur Tengah punya angan angan impian yang besar namun jadi malapetaka dengan gaji tidak dibayar tidak bisa keluar rumah bahkan komunikasi dibatasi,” ungkapnya
“Mudah mudahan kedepan, bisa disampaikan kalau ada yang membujuk bekerja dengan cepat itu merupakan penipuan,” tutup Erwin. Suslia