Kota, Wartatasik.com – Kota Tasikmalaya dengan jumlah penduduk beragama Islam yang mencapai 747.123 orang atau sekitar 98,59% dari total penduduk pada tahun 2023, memiliki karakteristik yang kuat sebagai kota religius.
Dalam konteks ini, komunitas santri memegang peran strategis, tidak hanya dalam kehidupan keagamaan, tetapi juga dalam dinamika sosial dan politik kota.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua 3 PMII STISIP Tasikmalaya, Fasya Rosdiana, “Sebagai penggerak moral dan intelektual dalam masyarakat,” tuturnya.
Katanya lagi, santri memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kemurnian perjuangan nilai-nilai Islam, termasuk dalam konteks pemilihan Wali Kota Tasikmalaya.
“Pilkada bukan sekadar soal memilih pemimpin, tetapi juga menentukan arah pembangunan kota ke depan,” imbuhnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, penting bagi santri untuk tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip etika Islam dan tidak terjebak dalam politik praktis yang hanya berorientasi pada kepentingan jangka pendek.
Santri, tambahnya, harus menjadi pilar yang menjaga integritas proses demokrasi dengan mendukung calon pemimpin yang memiliki visi dan misi yang sejalan dengan nilai-nilai keadilan, kesejahteraan.
“Serta pengembangan moral dan spiritual masyarakat. Tidak hanya itu, santri juga diharapkan dapat menjadi penghubung antara masyarakat umum dan pemerintah dalam memperjuangkan kebijakan yang pro-rakyat dan sejalan dengan nilai-nilai Islam,” tandasnya. Red.
Dalam Pilkada ini, santri harus bijak dalam mengambil sikap, tidak mudah terpengaruh oleh kepentingan politik sesaat, dan terus berperan sebagai penjaga moral masyarakat. Dengan demikian, santri tidak hanya berkontribusi pada kemenangan politik, tetapi juga pada kemenangan moral dan spiritual yang membawa kebaikan bagi seluruh masyarakat Kota Tasikmalaya.