Dalam Raker Bersama RSUD, Komisi IV Soroti Kinerja, Kelebihan Staff hingga Pelayanan

Dalam Raker Bersama RSUD, Komisi IV Soroti Kinerja, Kelebihan Staff hingga Pelayanan | dokpri

Kota, Wartatasik.comKomisi IV DPRD Kota Tasikmalaya mengadakan rapat kerja bersama Direksi Rumah Sakit Umum Daerah dr Soekaedjo Dinas Kesehatan, BKPSDM dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan KC Tasikmalaya.

Sekretaris Komisi IV, H Murjani mengatakan bahwa ada beberapa poin penting yang dibahas pada rapat kerja kali ini, diantaranya soal SDM, sistem layanan rumah sakit dan lainnya.

Salasatunya kata Murjani, yang menjadi sorotan adalah adanya kelebihan jumlah staf hingga 100 orang dalam satu unit atau divisi di RSUD dr Soekardjo.

“Kelebihan jumlah staf ini mau diapakan, dan ini harus di kemakanamakan? Jadi rencana kerja Bidang SDM. Maka dari itu kita hadirkan pihak Dinkes, BKPSDM, juga Dewan Pengawas RSUD,” ungkapnya.

Penempatan pegawai ini lanjutnya, diupayakan jangan terlalu lama menjabat disatu posisi karena cukup lama juga tidak bagus. Karena kalau terlalu lama bisa jadi ada raja raja kecil di unit tersebut, kemudian tak manut ke atas.

“Jadi segera lakukan evaluasi, adakan uji kompetensi nanti akan kelihatan seperti apa kualitasnya,” ucap politisi Partai Gerindra itu usai rapat kerja, Jumat pekan kemarin.

Murjani juga menyoroti penerapan sistem Informasi Managemen Rumah Sakit (SIMRS) mengingat kontrak sistem yang lama habis sementara sistem baru pun ternyata dari Januari belum berjalan.

“Hasil sidak SIMRS lama dan server sudah Out of Date harus diganti dengan yang kekinian supaya layanan bisa lebih optimal,” ungkapnya.

“Sebetulnya kita juga sudah mengingatkan agar ada persiapan di akhir tahun 2022 supaya Januari sistem baru sudah bisa di runing,” ucap Murjani.

Pihaknya juga mengakui bahwa kondisi keuangan RSUD saat ini perlu mendapat perhatian khusus, supaya layanan lebih optimal dan minat masyarakat untuk berobat ke rumah sakit ini bisa naik lagi.

“Data menunjukan 90 persen lebih, orang kategori miskin dan ber-KIS. Untuk pasien KIS mandiri sangat sedikit, itu artinya minat berobat ke RSUD sangat kurang padahal banyak alat canggih,” tuturnya.

Murjani menekankan perlu pembenahaan manajemen, “Supaya kita bisa konsultasikan dengan Badan Anggaran mengenai kondisi keuangan RSUD,  namun managerial nya benahi dulu,” tandasnya. Sus

Berita Terkait