Kabupaten, Wartatasik.com – Berkat suntikan bahan baku dari PT Pertamina PGE Area Karaha, Kelompok Tani Ulat Sutra Mardian Putra di Kabupaten Tasikmalaya yang sempat krisis sejak adanya Covid-19 kini bangkit.
Selain itu, PT Pertamina juga membina dan menumbuhkan perekonomian untuk petani di bidang budi daya ulat sutra, tepatnya di Kampung Karang Anyar, Desa Cipondok, Kecamatan Sukaresik.
Kelompok Tani ulat sutra ini langsung memproduksi mulai dari bahan mentah benang hingga bahan jadi kain sutra sesuai dengan kebutuhannya.
Ketua Kelompok Tani Mardian Putera Budi Daya Ulat Sutra, Holib mengatakan, pertama kali budi daya pada tahun 1997. Selama perjalannya, mengalami pasang surut dan pada Tahun 2020 mulai menjadi binaan PT Pertamina PGE Area Karaha.
“Sejak menjadi binaan Pertamina, Alhamdulilah sekarang ini sudah ada 11 pengrajin tenun dalam pengembangan produksi ulat sutra yang dilakukan di rumahnya masing-masing, hingga sekarang masih produksi,” ungkapnya Jumat (17/09/2021).
Holib mengaku, sejak mulai pandemi Covid-19, terkendala dengan pasar hingga kini belum maksimal. Tetapi para pengrajin dengan 40 tenun masih tetap bertahan produksi, meskipun tidak maksimal.
“Hanya satu unit tenun per minggu dapat menghasilkan dua potong kain sutra di kali 40 sudah 80 potong kain sutra,” terang Holib.
Ia menceritakan, perbedaan sebelum pandemi banyak permintaan pasar tidak terpenuhi, karena kebanjiran pesanan. Adapun, alasan tidak dapat memenuhi proses produksi secara di sulam.
“Artinya satu potong kain tenun bisa sampai dua hari, termasuk harganya pun bervariasi, bahkan sangat fantastis. Kain sutra sulam satu setel itu harganya di bandrol Rp.150 ribu,” ucapnya.
Produksinya kata ia, dijual 90 persen ke Jakarta untuk pelaku disainer seperti Itang Yunas, Hari Ibrahim dan lain-lain, karena penggunanya kebanyakan dari kalangan menengah keatas.
Menurut Holib, Budi daya Ulat Sutra mendapat dua keuntungan, selain dari ulat sutra juga keuntungan dari daun Marbai yang bisa dibuat menjadi teh Murbai.
“Kemarin kita mendapat bantuan dari PGE Area Karaha untuk pemanfaatan produksi daun Murbai di jadikan teh Murbai. Manfaat Murbai kalau hasil penelitian secara ril kasiat daun teh Murbai dari BPOM kita belum tahu. Namun petunjuk dari artikel kasiat teh murbai cukup banyak diantaranya menetralosir kadar kolestrol dan datah tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, Staf PT Pertamina PGE Area Karaha Asmaul Husna menjelaskan, awalnya mengetahui mereka ini adalah dari korban krisis moneter pada tahun 2019.
Mereka ini terang Asmaul, sebenarnya memang Desa yang sudah tersentral untuk sutra, karena mereka down sampai akhirnya pemuda dari masyarakat desa tersebut yang kemudian bekerja keluar dari desanya.
“Untuk mengatasi hal tersebut apalagi di tengah pandemi Covid-19, kami kemudian membantu mereka dalam hal bahan baku, karena mereka kesulitan dalam hal bahan baku, dan akhirnya menghidupkan kembali sentra sutra yang sudah ada di Tasikmalaya,” jelas Asmaul.
Ia menyebut, bantuan yang diberikan saat itu karena masih pandemi yaitu bantuan ulat sutranya, kemudian peremajaan alat-alat dari tenun. Lalu membantu mereka dalam bentuk bibit, pupuk dan perbaikan untuk rumah sutra ulatnya.
“Kami berharap bantuan yang di berikan kepada mereka, dapat menstimulus mereka untuk menghidupkan kampung sutra,” harap Asmaul.
Dirinya terkesan, sebab dari bantuan yang diberikan itu, sudah menunjukan hasil, jadi setidaknya saat ini mereka sudah bisa mandiri bahan baku, dalam hal ini sudah ada lahan tanaman murbeynya untuk pengadaan benang sutranya. Kemudian petani melakukan pengembangan usaha dalam hal ini bentuk teh murbey.
Asmaul menjelaskan, dari seteak pohon murbey sudah bisa di jual harganya sekitar Rp 8 ribu perkilo untuk untuk seteak 20 cm, sedangkan untuk daun murbeynya itu sudah mereka bisa jual dengan harga 60 perkilo.
“Alhamdulillah itu pengembangan yang cukup bagus, menurut kami mereka juga sudah ikut pelatihan-pelatihan dalam hal ini ikut pelatihan dalam pewarnaan, dengan harapan mereka bisa bersaing kedepannya,” pungkasnya. Ndhie.