Bogor, Wartatasik.com – Pendidikan adalah hal yang sangat penting karena sangat berperan pada kesuksesan karir seseorang. Melalui proses pendidikan seseorang akan mendapatkan ilmu yang bisa menunjang kesuksesan karirnya kedepannya.
Orang yang hanya lulusan SMA bukan berarti tidak bisa sukses dalam karirnya dan sebaliknya orang yang lulusan bangku kuliah tidak selamanya bisa sukses dalam karirnya, kenapa hal tersebut bisa terjadi? karena kesuksesan sangat tergantung pada usaha individu masing-masing.
Berlatar pendidikan yang super hingga titik puncak di jengjang pendidikan bergelar tinggi juga dibutuhkan untuk mengembangkan karir pekerjaan yang gemilang di masa depan seseorang.
Namun juga, perlu diingat niat yang mantap dan juga dorongan peran orang tua pun sangat diperlukan agar jalan menuju kemajuan hingga kesuksesan dapat diraih dengan sesuai harapan.
Seperti wanita muda bergelar doktor ini yang banyak mendedikasikan dirinya terhadap pendidikan. Adalah Dr Hj Ariroh Rezeki Matanari, M.iKOM, pemilik julukan ‘Sang Perempuan Pendidik Generasi Bangsa’
Ariroh Rezeki menuturkan, kepribadiannya mulai dari sisi kehidupan dirinya dimana ia berada di keluarga sangat sederhana bermukim di sebuah pelosok pulau di salah satu daerah terpencil.
Hingga perjalanan meniti kesuksesan menjadi perempuan hebat yang peduli akan pendidikan saat ini pun diraihnya hingga bergelar doktor muda.
Menurut Ariroh, pendidikan itu memang sangat penting bagi semua, pendidikan ada yang bersifat formal dan informal, Mulai dari pendidikan jenjang sekolah dasar 9 tahun hingga perguruan tinggi.
Meskipun dikatakan Arirah Indonesia sudah merdeka sejak 1945, akan tetapi kemerdekaan itu tidak dirasakan penuh oleh seluruh masyarakat Indonesia.
“Belum dirasakan penuh, khususnya adalah soal pendidikan. Karena banyak masyarakat yang tidak dapat mengenyam pendidikan secara sukarela,” katanya.
Kendati begitu, yang harus dipahami oleh generasi muda adalah, pendidikan tidak hanya khusus orang- orang yang berada, karena ketika memiliki pondasi keinginan yang kuat pasti ada jalan.
“Selama itu masih ada usaha untuk nilai kebaikan dalam mengenyam pendidikan yang lebih baik, kesuksesan pun pasti didapat,” tutur Ariroh.
Perempuan bergelar S1 Hubungan Internasional FISIP Negeri Jakarta ini juga mencontohkan dirinya yang saat itu masih kecil dan berada dilingkungan keluarga yang pas-pasan, dimana ibunya seorang penjual makanan ringan dan ayah seorang guru SD dengan memiliki anak 9 orang.
Namun tekad niat yang kuat ingin membantu keluarga dalam segala hal, tentu membuat dirinya termotivasi, meski kala itu mengenyam dunia pendidikan sangat berat sekali dan penuh keterbatasan. Namun semua ia manfaatkan dengan baik.
“Ketika saya tamatan SD, Alhamdulillah saya mendapatkan Beasiswa dari provinsi untuk dapat mengenyam pendidikan di Tasikmalaya Jawa Barat, hingga beasiswa itu bergulir saya dapatkan sampai perguruan tinggi,” ungkap Ariroh.
Ia menyebut, S1 beasiswa dan S2 beasiswa dari Kementrian Pendidikan dan terakhir S3 dapat beasiswa juga dari Kementrian Pendidikan. Jadi menurut Ariroh, sebenarnya kunci untuk meraih semua prestasi dalam hal pendidikan itu tak luput dari niat yang kuat.
”Siapa yang bisa tebak, saya anak dari pelosok ujung pulau itu bisa tembus di beasiswa unggulan, karena tadi ketika ada niat pasti selau ada jalan,” ucapnya.
Ariroh juga menyarankan bagi generas, yang merasa kesulitan dengan pendidikan tetapi memiliki motivasi yang besar untuk sekolah, dirasa bukan lagi penghalang untuk saat ini. Terlebih lagi dorongan orangtua sangat berpengaruh besar dalan pendidikan anak diusia 1 sampai 8 tahun.
“Tumbuh kembang anak itu salah satu faktor dominan juga ada peran seorang Ibu, dimana ketika anak dalam kandungan itu pun sudah terjadi proses edukasi antara ibu dan anak,” imbuhnya.
Ariroh menekankan, kepada orangtua juga bahwa pendidikan agama menjadi faktor dan sangat penting, bagaimana dengan pendidikan agama, proses kaderisasi sehingga terbentuk ahlak si anak juga semakin sangat baik.
“Maka intelenjensi kecerdasan anak itu paling penting bukan hanya kepintaran. Kalau orang pintar belum tentu cerdas, tetapi anak cerdas pasti,” katanya.
Maka kedepan, mesti cerdas memilih sarana edukasi. Jika ditilik kebelakang jaman dahulu, tentu berbeda dengan saat ini yang tentu sudah semakin canggih tekhnologi.
“Dahulu orang untuk mengakses internet tentu terbatas, tidak dengan sekarang tentu berbeda. Perkembangan jaman juga sangat berpengaruh pada berkembangnya tumbuh anak. Dan faktor lingkungan saat ini juga sangat berpengaruh besar. Sehingga banyak siswa yang berpendidikan tapi amoral,” kata Ariroh.
Ia mengingatkan bahwa keberhasilan bangsa itu ada ditangan generasi muda, jadi generasi muda ini adalah cikal bakal kokoh dan berkembangnya indonesia. Maka ketika jatuhnya kaum muda dan rusaklah negara.
Selain itu, Ariroh berpesan, tetap berkreatifitas selalu, tingkatkan Budi pekerti, karena Budi pekerti anak itu sangat vital sekali.
“Memiliki pendidikan tetapi tidak berbudi pekerti itu non sen, sebaliknya mesti ada keseimbangan. Jadi generasi muda harus pantang menyerah, tetap semangat, jangan terhalang oleh sosial, ekonomi karena peluang saat ini sangat terbuka lebar,” tutupnya. Asron