Nasional, Wartatasik.com – Ketika seseorang sudah merasa jatuh cinta, maka ia akan melakukan segalanya untuk bisa mendapatkan cinta itu. Cinta tidak hanya kepada seseorang, tapi juga kepada suatu kegiatan atau olahraga.
Ursula Yesi Gusti Ayuputri adalah salah satu orang yang mencintai sebuah olahraga, yakni basket. Student athlete Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tersebut telah jatuh cinta kepada olahraga basket sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Kecintaannya terhadap basket ini ia dapat dari sang Ayah.
“Sebelum bermain basket, saya terlebih dahulu mengenal olahraga bulu tangkis. Namun, setelah Ayah saya memperkenalkan saya dengan dunia basket, saya langsung jatuh cinta kepada olahraga ini. Basket memberikan saya banyak sekali pengalaman, dalam hal komunikasi, melatih kekompakan tim, dan menyatukan visi anak-anak agar menjadi sebuah kesatuan. Hal-hal tersebut yang tidak saya dapatkan ketika bermain bulu tangkis sehingga saya tertarik dan jatuh cinta kepada basket,” ucapnya belum lama ini.
Student athlete yang mengambil jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Unair tersebut sangat berterima kasih kepada basket. Menurutnya, basket memberikan dirinya pelajaran hidup yang sangat penting. Dengan basket, ia dapat merasakan senang, sedih, susah, kesal, belajar kerja keras, dan bersyukur.
Hal tersebut menjadi sebuah pelajaran bagi dirinya untuk masa depan. Ia sangat mencintai basket, ia tidak serta-merta lupa dengan akademiknya. Dalam beberapa kesempatan, ia mendapat tawaran untuk bermain di level profesional. Akan tetapi, ia ingin berfokus terlebih dahulu kepada kuliah dan tim basket putri Unair. Ia ingin cepat lulus agar bisa bekerja atau melanjutkan pendidikannya.
Ketika seseorang sudah merasa jatuh cinta, maka ia akan melakukan segalanya untuk bisa mendapatkan cinta itu. Cinta tidak hanya kepada seseorang, tapi juga kepada suatu kegiatan atau olahraga.
Ursula Yesi Gusti Ayuputri adalah salah satu orang yang mencintai sebuah olahraga, yakni basket. Student athlete Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tersebut telah jatuh cinta kepada olahraga basket sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Kecintaannya terhadap basket ini ia dapat dari sang Ayah.
“Sebelum bermain basket, saya terlebih dahulu mengenal olahraga bulu tangkis. Namun, setelah Ayah saya memperkenalkan saya dengan dunia basket, saya langsung jatuh cinta kepada olahraga ini. Basket memberikan saya banyak sekali pengalaman, dalam hal komunikasi, melatih kekompakan tim, dan menyatukan visi anak-anak agar menjadi sebuah kesatuan. Hal-hal tersebut yang tidak saya dapatkan ketika bermain bulu tangkis sehingga saya tertarik dan jatuh cinta kepada basket,” ucapnya.
Student athlete yang mengambil jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat di Unair tersebut sangat berterima kasih kepada basket. Menurutnya, basket memberikan dirinya pelajaran hidup yang sangat penting. Dengan basket, ia dapat merasakan senang, sedih, susah, kesal, belajar kerja keras, dan bersyukur. Hal tersebut menjadi sebuah pelajaran bagi dirinya untuk masa depan.
Meskipun sangat mencintai basket, ia tidak serta-merta lupa dengan akademiknya. Dalam beberapa kesempatan, ia mendapat tawaran untuk bermain di level profesional. Akan tetapi, ia ingin berfokus terlebih dahulu kepada kuliah dan tim basket putri Unair. Ia ingin cepat lulus agar bisa bekerja atau melanjutkan pendidikannya.
“Ketika semester pertama di Unair, saya mendapat tawaran untuk bermain di level profesional. Akan tetapi, saya lebih memilih untuk berfokus di kuliah saya dan tim basket putri Unair. Saya ingin dapat lulus dengan tepat waktu dan nilai yang bagus,” katanya.
“Setelah lulus, saya memiliki keinginan bekerja di sebuah perusahaan yang menerima atlet seperti saya. Namun, target saya adalah bisa melanjutkan jenjang pendidikan saya ke tingkat magister di kampus yang sama, yakni Unair,” tambahnya.
Pemain yang sudah memperkuat tim basket putri Unair selama empat musim di LIMA Basketball ini mengakui bahwa dengan mengikuti ajang LIMA dirinya menjadi pribadi yang lebih baik lagi untuk masa depannya. Student athlete yang memiliki panggilan akrab Yesi ini mengatakan bahwa LIMA memberikan dirinya banyak sekali pelajaran hidup.
“LIMA merupakan ajang bergengsi di ranah universitas. Selain itu, LIMA juga sebagai ajang bagi mahasiswa untuk menyalurkan minat, bakat, dan potensi mereka di bidang nonakademik. Banyak sekali keuntungan yang saya dapat ketika bermain di LIMA. Saya mendapat pengalaman, pengetahuan, dan finansial. LIMA pun juga menjadi ajang bagi para mahasiswa untuk meraih impian mereka untuk bisa bermain di level profesional,” ungkapnya.
“Dari empat musim yang telah saya jalani bersama tim basket putri Unair di LIMA, banyak sekali pelajaran hidup yang saya dapatkan. Saya menjadi pribadi yang lebih bersyukur, bertanggung jawab, saling membantu dan mengerti satu sama lain, serta belajar manajemen waktu antara kegiatan akademik dan nonakademik,” tutupnya. (Asron).