Kota, Wartatasik.com – Pembangunan RSUD Kota Tasikmalaya tidak mangkrak tapi justru terkendala dengan adanya refocussing anggaran, tetapi asumsi masyarakat pebangunan tak manfaat karena hanya mengahabiskan uang negara.
Hal itu dikatakan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruhzanul Ulum saat mengunjungi RSUD kota Tasikmalaya dengan anggaran biaya diperlukan adalah sebesar 32 M menururut Uu wakil gunernur jawa barat
“Anggarannya, hanya tinggal Rp 15 M dan itupun tidak semua ke fisik Rp 13.8 M dan masyarakat jangan menilai mangrak,” kata Uu.
Ia menjelaskan, poliklinik lama belum selasai tapi yang lama sudah selesai, maka kesehatan menjadi pemikiran bersama, karena kesehatan faktor indikator dominan dalam pembangunan ini.
“Kita akan berusaha untuk perubahan di bulan. Mudah-mudahan di bulan Mei bisa selesai,” tuturnya.
Ditempat sama, Direktur RSUD dr Soekardjo dr Budi Tirmadi menjelaskan, selain ruang Bougenvile sudah dipersiapkan ruang tulip dengan total ada 58 tempat tidur.
“Kondisi 15 persen di Bougenvile 6 pasien ditulip 9 orang, jika ternyata semakin mendekat 50 persen disiapkan di ruang MB, semoga dengan prokes semakin membaik, semoga waspada dengan peningkatan kakus ini,” harapnya.
Dr Budi menyebut, kalau bergejala sedang dan berat masyarakat semakin sadar dengan isolasi mandiri dan pemerintah sudah menyiapkan RS Dewi Sartika, terutama anggota keluarga beresiko seperti lansia atau yang belum divaksin.
Menurut Budi, kondisi bangunan yang sudah 15 persen, pasien masih bisa terkendali dan kapasitas masih cukup serta tersentralisasi.
Budi menambahkan, gedung anggaran Rp 32 miliar awal Oktober over lahan, di bulan November refocussing menjadi Rp 15 miliar.
“Wagub Jabar akan mengupayakan untuk anggaran di bulan selanjutnya, mudah mudahan semuanya terealisasi,” tandas Budi. Suslia