Edukasi, Wartatasik.com – Mari kita cermati ibadah puasa mana yang kita laksanakan? Karena Menurut Imam Al-Ghazali ada tiga tingkatan berpuasa yakni, Pertama, Puasa orang awam (orang kebanyakan), adalah menahan makan dan minum dan menjaga kemaluan dari godaan syahwat.
Kedua, Puasanya orang khusus (Khowas) adalah selain menahan makan dan minum serta syahwat juga menahan pendengaran, pandangan, ucapan, gerakan tangan dan kaki dari segala macam bentuk dosa. Ketiga, Puasa khususnya orang yang khusus (*|Khowasil Khowas) adalah puasanya hati dari kepentingan jangka pendek dan pikiran-pikiran duniawi serta menahan segala hal yang dapat memalingkan dirinya pada selain Allah SWT.
Dan ada puasa yang bisa diambil pelajarannya (Ibrah) untuk ibadah saom kita, berikut;
Puasa Ular
Agar ular mampu menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu yang harus dilakukan adalah harus mengganti kulitnya secara berkala. Tidak serta merta ular bisa menanggalkan kulit lama. Ia harus BERPUASA tanpa makan dalam kurun waktu tertentu. Setelah PUASANYA TUNAI, kulit luar terlepas dan muncullah kulit baru.
Ibroh dari puasanya itu adalah;
1. WAJAH ular sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.
2. NAMA ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama yakni ULAR.
3. MAKANAN ular sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.
4. CARA BERGERAK sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.
5. TABIAT dan SIFAT sebelum dan sesudah puasa tetap SAMA.
Puasa Ulat
Ulat termasuk hewan paling rakus. Karena hampir sepanjang waktunya dihabiskan untuk makan. Tapi begitu sudah bosan makan, ia lakukan perubahan dengan cara berpuasa. Puasa yang benar-benar dipersiapkan untuk mengubah kualitas hidupnya. Karenanya ia asingkan diri, badannya dibungkus rapat dan tertutup dalam kokon (kepompong) sehingga tak mungkin lagi melampiaskan hawa nafsu makannya.
.
Setelah berminggu-minggu puasa, maka keluarlah dari kepompong seekor makhluk baru yang sangat indah bernama KUPU-KUPU.
.
Ibroh dari puasanya adalah;
1. WAJAH ulat sesudah puasa berubah INDAH MEMPESONA
2. NAMA ulat sesudah puasa berubah menjadi KUPU-KUPU
3. MAKANAN ulat sesudah puasa berubah MENGISAP MADU
4. CARA BERGERAK ketika masih jadi ulat menjalar, setelah puasa berubah TERBANG di awang-awang.
5. TABIAT dan SIFAT berubah total. Ketika masih jadi ulat menjadi perusak alam pemakan daun. Begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu kelangsungan kehidupan tumbuhan dengan cara membantu PENYERBUKAN BUNGA.
Kesimpulannya, Hakikat puasa bukanlah hanya menahan lapar dan haus saja, namun kita juga harus menahan dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yg tidak baik, sehingga kedepan kita bisa menjadi lebih baik lagi dari pada hari ini.
Puasa seharusnya mampu menghijrahkan diri kita agar semakin taqwa dan mampu menjadi khairunnas anfauhum linnas (sebaik-baik manusia ialah yang dapat memberikan manfaat bagi manusia lainnya).
So, puasa mana yang kita jadikan pelajaran,? Namun sebagai orang yang beriman yang pastinya segala amal ibadah puasa kita diterima Allah SWT. Selamat berpuasa. *dikutip dari beberapa sumber | wartatasik.com