Kota, Wartatasik.com – Pasca proses pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur dalam ajang Pilkada 2018 baru-baru ini, situasi dan kondisi di masyarakat mulai menghangat, khususnya di Jawa Barat. Terlebih, hal itu nampak ketika melihat postingan dan komentar para netizen di dunia maya atau media sosial, baik jejaring Facebook, Instagram maupun Twitter yang meluapkan pendapatnya dengan cara-cara yang kurang tepat seperti berbau fitnah, hujat, cela dan lain sebagainya sehingga bisa mengganggu stabilitas juga kondusifitas pesta demokrasi yang sebentar lagi akan berlangsung.
Persoalan tersebut menjadi perhatian khusus dari sejumlah kalangan. Salah satunya dari Sekretaris Forum Paseh Bersatu, M. Farid, S.IP yang menyatakan, bahwa perlunya kepedulian dari semua pihak untuk menjaga kondusifitas sekaligus menunjukan sebagai warga Jabar yang memahami politik serta dewasa dalam berpolitik. “Perlu kita ingat dan kita jaga kondisi ini supaya tidak menimbulkan masalah baru akibat postingan dan kementar yang saling menghina, mendiskreditkan apalagi menyebar fitnah dan hoax,” ungkapnya, Senin (15/01/2018),
Menurutnya, masyarakat harus bisa membedakan antara kritik, mencela, menghina dan mendiskrefitkan. “Kritik itu konstruktif (membangun) bukan deduktif (mengahancurkan),” tuturnya. Farid mengatakan, mensosialisasikan dan memuji jagoan masing-masing memang perlu dilakukan, tetapi harus menggunakan etika dan soaialisasi politik yang santun. “Jangan sampai menimbulkan masalah baru yang bisa mencederai nilai-nilai demokrasi, apalagi sampai berperilaku melawan hukum dan berujung di pengadilan,” tegas Ia.
Farid berpendapat, Jawa Barat bukan hanya butuh seorang pemimpin bekualitas dan berintegritas, tetapi juga membutuhkan masyarakat yang santun dalam berpolitik serta yang menebarkan pendidikan politik. “Perlu kita ingat pula bahwa pengguna medsos sudah masuk ke tingkatan anak-anak. Jangan sampai adik-adik kita meniru sikap kita yang tidak baik. Berbeda pilihan politik itu biasa dan lumrah. Mari kita perlihatkan sebagai masyarakat Jabar yang faham dan dewasa dalam berpolitik,” tandasnya. Indra