Kab, Wartatasik.com – Selama beberapa waktu, sebuah laporan menyebut bahwa parosmia sebagai gejala baru Covid-19. Bila anosmia merupakan kehilangan kemampuan penciuman dan perasa, makan parosmia merupakan kondisi yang membuat pasien mengalami gangguan mengidentifikasi bau.
Pengidap parosmia dapat mendeteksi bau yang salah bagi mereka. Misalnya, bau roti yang baru dipanggang mungkin berbau menyengat dan busuk, bukan bau manis. Banyak orang mengalami parosmia karena berbagai hal yang berbeda, termasuk Covid-19.
Ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan (THT) dari ENK UK, Profesor Nirmal Kumar memaparkan, bahwa parosmia adalah gejala aneh dan unik pada pasien Covid-19. Pasalnya, pasien yang terinfeksi virus Corona umumnya menghirup aroma belerang dan benda terbakar lainnya, sehingga mengganggu penciuman.
“Virus ini memiliki keterkaitan dengan saraf di kepala dan khususnya, saraf yang mengontrol indra penciuman. Mungkin memengaruhi saraf lain juga, seperti neurotransmiter yang mengirim pesan ke otak,” ujar Profesor Kumar belum lama ini.
Hal ini di rasakan salah satu pasien di kabupaten Tasikmalaya yang enggan di sebutkan namanya. Ia mengaku, sebelumnya tidak percaya bahwa ada hal aneh lagi yg menjadi gelaja baru dari Covid-19.
Namun, ia merasakan hal itu yaitu bau tertentu tampak aneh dan beberapa makanan terasa tidak enak,” Ini lebih melemahkan dalam beberapa hal daripada kehilangan penciuman,” makanya saya melakukan pemeriksaan PCR, ya mudah-mudahan hasilnya non reactif sehingga tidak mengarah ke Covid-19,” pungkas pasien. Ndhie.