Referensi – Pada hari Sumpah Pemuda yang bersejarah ini, marilah kita mengingat dan meresapi nilai-nilai perjuangan yang telah diwariskan oleh para pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Sumpah Pemuda bukan sekadar seruan semangat, melainkan sebuah panggilan untuk persatuan, kemerdekaan berpikir, dan komitmen terhadap kemajuan bangsa.
Namun, sudahkah pemerintah benar-benar menghormati dan meneruskan semangat tersebut dalam tindakan nyata?
“Saat ini, kita masih menghadapi tantangan besar dalam dunia pendidikan yang merupakan salah satu landasan utama untuk kemajuan bangsa. Kualitas pendidikan yang tidak merata dan akses yang masih terbatas membuat cita-cita persatuan dan kemajuan seolah menjadi wacana kosong,” ujar Sekretaris Umum PMII STISIP Tasikmalaya, Riswara Nugroho.
Lanjutnya, janji pendidikan berkualitas, yang seharusnya membekali pemuda dengan keterampilan dan pengetahuan, sering kali masih terhalang oleh kebijakan yang tidak berpihak pada pemerataan dan kualitas.
“Sumpah Pemuda juga mengajarkan kemerdekaan berpikir. Namun, ruang bagi pemuda untuk berpikir kritis dan menyuarakan pandangan sering kali masih terhambat oleh berbagai aturan dan kebijakan yang membatasi kebebasan berpendapat,” imbuhnya.
Bagaimana bangsa ini akan maju, tambahnya, jika suara pemuda yang kritis dan inovatif tidak diberi ruang untuk berkembang?, “Pemerintah harus menyadari bahwa pemuda yang berpikir merdeka dan kreatif adalah kunci bagi kemajuan yang berkelanjutan,” tambahnya.
“Selain itu, Sumpah Pemuda mencerminkan komitmen terhadap kemajuan bangsa. Namun, jika pemuda tidak dibekali dengan pendidikan berkualitas dan peluang yang adil, bagaimana kita bisa berharap mereka menjadi agen perubahan?” katanya.
Komitmen ini, katanya, tidak hanya membutuhkan kata-kata, tetapi juga tindakan nyata dari pemerintah untuk menciptakan sistem pendidikan yang benar-benar inklusif dan memadai, “Serta menciptakan peluang yang setara bagi semua lapisan masyarakat,” terang Riswara.
“Hari ini, marilah kita menjadikan Sumpah Pemuda sebagai pengingat bagi pemerintah bahwa persatuan, kemerdekaan berpikir, dan komitmen terhadap kemajuan bangsa bukan sekadar simbol, tetapi merupakan amanat yang harus dijalankan dengan sepenuh hati,” tandasnya. Red