Tasikmalaya, Wartatasik.com – Telah lama mengidap penyakit tumor di leher, Hendi Sahara (40) menuturkan bahwa belum lama ini ia dirawat inap dari RS TMC Tasikmalaya.
Hendi terpaksa dirawat inap karena mengalami sesak napas berkepanjangan. Kondisi tersebut sangat mengganggu dan membuat dirinya panik, sehingga ia memutuskan untuk memeriksakan diri ke dokter.
“Ternyata sesak napas itu diakibatkan reaksi dari tumor yang saya derita di sekitar leher dan perlahan membuat sesak napas. Itulah mengapa saya harus menjalani rawat inap di rumah sakit tersebut. Karena tidak kuat berjalan dan dokter melihat saya butuh penanganan lebih lanjut, maka terpaksa saya harus dirawat di rumah sakit,” terang warga Kampung Cimuncang, Kota Tasikmalaya ini kepada Jamkesnews saat ditemui di kediamannya, Kamis (13/04).
Hendi mengatakan, sepulang dari rawat inap, ia diminta dokter untuk datang melakukan check up ke Bandung. Ia juga disarankan dokter untuk menjalani tindakan operasi di RS Santosa, Bandung pada pertengahan April 2023 mendatang. Menurut Hendi, pelayanan di rumah sakit swasta tersebut sangat baik dan profesional, meskipun Hendi tahu bahwa rumah sakit itu tergolong rumah sakit ternama di Kota Tasikmalaya.
“Pelayanannya begitu mengesankan, tidak membedakan pelayanan walau saya menggunakan jaminan dari BPJS Kesehatan. Mudah-mudahan operasinya berjalan lancar dan tak ada kendala apapun, sehingga saya bisa beraktivitas seperti sediakala. Karena saya ini mempunyai tanggung jawab dalam menafkahi keluarga, termasuk dua anak saya yang masih sekolah. Mereka masih memerlukan perhatian dari orang tuanya,” ujar Hendi.
Hendi menceritakan, setelah seminggu menjalani perawatan intensif dan sesak napas yang dialaminya sudah benar-benar membaik, akhirnya Hendi diperbolehkan pulang. Hendi pun tetap dijadwalkan untuk kontrol rutin sembari menunggu tindakan selanjutnya.
“Tidak terbayangkan jika saya belum menjadi peserta Program JKN. Entah berapa banyak uang yang harus saya keluarkan ketika itu. Ternyata begitu bermanfaat dan penting sekali kehadiran Program JKN. Bagi yang belum sakit, justru ini kesempatan untuk segera menjadi peserta JKN. Ada istilah sedia payung sebelum hujan. Jangan sampai sakit dulu, baru memikirkan JKN, terlambat itu,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Hendi juga menyampaikan terima kasih kepada BPJS Kesehatan karena selama menjalani perawatan di rumah sakit, semua biaya perawatan dan obat-obatannya ditanggung tuntas oleh Program JKN. Berkat program jaminan kesehatan tersebut, Hendi bisa pulang ke rumah tanpa harus mengeluarkan uang seper pun.
Untuk melanjutkan pengobatannya dengan melakukan tindakan operasi di RS Santosa Bandung pun Hendi hanya berbekalkan diri sebagai peserta JKN saja. Sebagai masyarakat biasa dengan penghasilan yang tidak menentu, Hendi mengaku sangat terbantu dengan program pemerintah ini.
“Terima kasih sekali lagi untuk pemerintah dan BPJS Kesehatan yang telah memberikan fasilitas berobat sehingga dapat membantu masyarakat yang tidak mampu seperti saya. Selanjutnya saya tinggal menunggu tindakan ke RS Santosa Bandung. Jika tanpa kartu ini, harus berapa ratus juta yang harus dikeluarkan untuk perawatan dan pengobatan selama di RS Santosa Bandung nanti,” kata ayah dua orang anak ini.
Ditambahkannya lagi, dengan keikutsertaannya dalam Program JKN JKN, hal tersebut dapat meringankan beban pikiran ia sekeluarga karena sudah tidak perlu pusing lagi memikirkan masalah keuangan selama menjalani proses pengobatan.
“Ini terbukti dan teruji langsung dirasakan sama saya sendiri. Jika berobat sebagai pasien umum, tidak terbayangkan bagaimana saya bisa mencari uangnya. Makanya saya merasa sangat terbantu dengan kehadiran JKN ini. Saya juga selalu berdoa kepada Allah, semoga ikhtiar ini dapat berjalan lancar dan saya bisa sembuh seperti sedia kala,” ucap Hendi. JamkesNews