Kab, Wartatasik.com – Bertempat di Desa Kuta Waringin kec. Salawu Kab. Tasikmalaya, Anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi Gerinda persatuan. Hj. Neng Madinah Ruhiyat melaksanakan tugas Citra Bakti Parlemen dalam sketsa kebangsaan. Senin (15/03/2021)
Neng Madinah mengatakan, tujuan acara tersebut yaitu mensosialisasikan empat Pilar MPR RI yakni tentang Pancasila sebagai dasar ideologi Negara UUD 45 sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR.
“Kenapa sosial empat piral ini harus tetap diumumkan kepada seluruh elemen masyarakat, tiada lain selain untuk memperkokoh kesatuan dan persatuan bangsa,” ungkap Neng Madinah.
Menurutnya, setiap saat setiap waktu akan berjalan dan tantangan kebangsan itu akan selalu ada, seperti dalam segi internal yaitu masih lemahnya penghayatan dan pemahaman agama serta munculnya pengalaman terhadap ajaran agama yang keliru dan sempit.
“Nah, disini banyak sekali kejadian – kejadian atas nama agama melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran agamanya sendiri. Pernah kejadian peledakan bom bunuh diri, itu jelas menunjukkan betapa orang tersebut sangat sempit akan pemahaman agama,” tegas Neng Madinah.
Kedua kata ia, pengabaian terhadap kepentingan daerah serta fanatisme kedaerahan. Hal itu karena biasanya orang merasa berbeda daerah, jadi timbul berkelompok dengan yang satu daerahnya atau kurang berkembangnya pemahaman dan perhargaan atas kebhinekaan dan kemajemukan.
Dijelaskan Neng Madinah, bahwa tampak tidak disadari bahwa warga itu terlahir di Indonesia dan ini sudah ada berbagai perbedaan, baik dari suku agama budaya. Termasuk ragam karakter, bedanya karakter orang Jawa dengan Sumatera terlihat dari intonasi gaya bahasanya juga sangat berbeda.
“Jadi dengan memahami bahwa kita terlahir dari kemajemukan, ini tentunya kita harus menyadari bahwa menempatkan sesuatu kedamaian itu lebih baik,” jelas Neng Madinah.
Ketiga lanjutnya, kurangnya keteladanan sirat dan prilaku sebagai pemimpin dan tokoh tokoh bangsa, karena terkadang ada juga tokoh yang suka menyeleneh dan itu akan menjadi tantangan kebangsaan.
“Juga tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal. Disini sering dikejutkan dengan hasil keputusan-keputusan pengadilan yang tidak berpihak terhadap apa hasil dari bobot kesalahannya,” ungkapnya.
Selain internal eksternal, juga sangat berpengaruh seperti globalisasi kehidupan yang semakin meluas dan persaingan antar bangsa yang semakin tajam. Terlebih, kaum kapitalisme dan makin kuatnya intensitas intervensi kekuatan global dalam perumusan kebijakan nasional.
“Jadi empat pilar ini sangat bermanfaat untuk seluruh elemen masyarakat seluruh elemen bangsa Indonesia, agama keutuhan negara terjaga tidak ada anarkis peperangan dan perpecahan,” tutur Neng Madinah.
Lantaran itu, dia meminta segalanya harus ditempatkan persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga jangan sampai terjadi seperti di negara negara tetangga, yang lagi kontroversi atau terjadi perpecahan akibat beda pemahaman ideologinya ataupun khilafiyahnya.
Negara Indonesia dengan beribu-ribu pulau ini harus bisa bersatu, karena rakyat diikat dengan ideologi Pancasila. Dan tentunya kebhinekaan inilah yang akan menjadikan simbol kekuatan.
“Ya, untuk kita pertahanankan dan perjuangan, sehingga negara tercinta Indonesia ini menjadi negara yang baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur,” tandas Neng Madinah. Ndhie