Kota, Wartatasik.com – Diantara bergemingnya dunia politik dan hukum yang sekarang sedang viral, ditambah dengan dunia perekonomian yang semakin merosot, ternyata dunia pendidikan pun ikut surut dari radar pantauan.
Banyak usia dini yang masih dikategorikan dalam anak siswa didik/ sekolah lepas dari pantauan yang akibatnya tidak ada pembelajaran secara langsung dan hanya mengandalkan internet atau daring.
Alhasil, meningkatkan kenegatifan yang sangat tinggi diantaranya pemakaian narkoba dan tindakan kriminalitas yang dilakukan anak di usia dini, kini semakin meningkat karena kurangnya pantauan orang tua secara langsung sebab sibuk dengan hal ekonomi.
Hal itu diungkapkan Kapolresta Tasikmalaya AKBP Doni Hermawan saat belum lama ini sambutan dalam pertemuan di Warkop pada sebuah rumah makan di Ir Djuanda.
Saat ini, sebagian sekolah membagikan nilai raport hasil ujiannya yang dilakukan melalui daring dan menggunakan web masing masing sekolahnya.
Seperti SMK PARIWATAS di Jalan Ahmad Yani Kota Tasikmalaya, Jumat (18/12/2020). Menurut bagian Humas Jajang Heryana S.Pd M.Si mengatakan, dalam masa pandemi adalah masa yang sangat memprihatinkan baik untuk guru maupun anak didik.
Bahkan kata ia, tidak sedikit terdengar berita simpangsiur di luar tentang dunia pendidikan, namun selaku guru Jajang selalu memberikan hal terbaik, khusus buat anak didik baik secara daring maupun mobile.
“Karena, bila kita terfokus pada daring maka mereka yang ekonominya minim mungkin akan terbengkalai pendidikannya. Dari sisi itulah kami peduli dan beranjak agar anak didik kami selalu terpantau dan diberikan edukasi yang positif melalui guru mobile, agar anak didik kami tidak terlepas dari pantauan,” ucapnya, Jumat (18/12/2020).
“Alhamdulillah semua anak didik kami mengikuti ujian, ada satu hal trik kami untuk membangun akhlak dan kejujuran yakni dengan cara mendatangkan orang tua bagi mereka yang belum melunasi kewajiban adminitrasi,” tambah Jajang.
Hal itu terangnya, dilakukan agar memantau sejauh mana anak tersebut jujur, karena pernah dulu ada kejadian dari anak didik bahwa dari orang tuanya sudah diberi untuk pembayaran, tapi ternyata oleh anak tersebut disalahgunakan.
“Saya khawatirkan penggunaannya, takut takut dibelikan narkoba atau untuk hal kejahatan lainnya, namun pada prinsipnya untuk hal tersebut kami pihak sekolah tidak sama sekali ingin memberatkan dari masalah financial apalagi merugikan,” ujar Jajang.
Pihak sekolah ingin adanya keterbukaan dari anak didik tersebut dan dari orang tuanya. Untuk pembagian raport sengaja digilir menurut kelasnya masing masing, guna mengikuti protokol kesehatan dan ikut mencegahnya wabah ini.
“Kalau untuk masalah KBM, kami pasti tunggu intruksi dari atasan dan dari KDC serta dari Wali Kota agar pada saatnya KBM nanti kami sudah benar benar kondusif semua” pungkas Jajang. A.H