Kota, Wartatasik.com – Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan dikelola dengan prinsip gotong royong. Subsidi silang antara yang mampu dengan yang tidak mampu, antara yang sehat dengan yang sakit, menjadi bagian nyata dari program ini.
Keberadaan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) sejak 2014 lalu tak semata ditujukan sebagai wujud pemenuhan kewajiban negara untuk menjamin hak rakyatnya.
Tapi lebih dari itu, keberadaan program yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini dirasa mampu membantu kondisi ekonomi, khususnya kemampuan ekonomi masyarakat menengah ke bawah.
Hal ini disadari oleh Anis Agustini (31). Ia mendaftarkan sebagai peserta JKN-KIS dikarenakan ia tahu menjadi peserta JKN-KIS diibaratkan seperti sedia payung sebelum hujan.
Terlebih biaya pelayanan kesehatan semakin hari semakin mahal. Anis yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga ini bersedia menceritakan pengalamannya menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS).
“Saya terdaftar sebagai peserta sejak tahun 2018 namun saya baru menggunakan JKN-KIS pada tahun 2021 lalu karena kondisi lambung saya yang memerlukan penanganan secepatnya,” ungkap Anis, Selasa (29/03/2022).
Kala itu, ada pendapat dari keluarga dan tetangga sekitar yang membuat Anis merasa khawatir soal pelayanan BPJS Kesehatan di rumah sakit.
Awalnya Anis ragu untuk pengobatan menggunakan JKN-KIS karena banyak selentingan yang tentang pelayanan JKN-KIS, namun jika saya menjalani operasi dengan biaya umum itu akan habis sekitar 10 juta rupiah.
“Akhirnya saya putuskan untuk mencoba memanfaatkan kartu JKN-KIS yang saya miliki untuk menjalani pengobatan dan menjalani tindakan operasi,” ucapnya.
“Alhamdulillah, sekali ternyata mulai dari pelayanan di Puskesmas sampai seluruh rangkaian tindakan operasi, ruang perawatan dan obat semuanya gratis. Saya sama sekali tidak bayar apa pun,” tambahnya.
Diakhir perbincangan Anis pun mengungkapkan rasa terima kasih dan harapan yang besar untuk Program JKN-KIS ini. Menurutnya, ia merasa diperhatikan oleh pemerintah lewat program ini yang bisa membantu meringankan beban untuk berobat setiap kali ia melakukan kontrol.
Ania mengaku sangat bersyukur sekali bisa dapat kartu JKN-KIS bantuan dari pemerintah. Saya juga sempat mengira akan dibedakan pelayanannya di rumah sakit, tapi ternyata tidak, langsung dirawat dan disediakan kamar.
“Terima kasih BPJS Kesehatan dan Pemerintah. Saya selalu ceritakan tentang pengalaman saya ini kepada keluarga dan tetangga, agar mereka tahu bahwa selentingan yang buruk tentang pelayanan JKN-KIS tidak benar. Tentu harapan saya untuk ke depannya semoga banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya Program JKN-KIS ini,” tandas Anis. Jamkesnews | Wartatasik.com