Referensi – Danau Situ Gede merupakan salah satu objek wisata di Tasikmalaya yang sudah ada sejak zaman penjajahan belanda. Sejarah danau situ gede dan keindahan alamnya membuat takjub para pengunjung.
Kota Tasikmalaya berada di daerah Jawa Barat dan merupakan salah satu kota yang banyak dikunjungi oleh wisatawan untuk melihat budaya, adat, kuliner dan objek wisatanya.
Hal tersebut mendorong pemerintah Tasikmalaya untuk mengembangkan pariwisata dengan melengkapi berbagai fasilitas, seperti hotel, resto, pusat perbelanjaan dan juga transportasi umum.
Danau Situ Gede memiliki luas sekitar 47 hektar, merupakan salah satu objek wisata yang terletak di pusat Kota Tasikmalaya. Butuh waktu 30 menit dari pusat Kota Tasikmalaya untuk sampai di obyek wisata ini.
Danau Situ Gede selain memiliki pemandangan alam yang indah, tetapi juga terdapat mitos yang tidak diketahui semua orang. Diyakini ada sebuah makam di pulau tengah danau yang terkait dengan tempat peristirahatan terakhir Eyang Prabudilaya
Kisah berawal, ketika Eyang Prabudilaya memiliki dua istri bernama Sekar Karembong yang kini dimakamkan di Bantar. Sedangkan istri kedua, Sembadrem belum diketahui dimana tempat persemayaman terakhirnya.
Kedua istri Eyang Prabudilaya saling mencari setelah suami mereka pergi. Istri pertama mencari ke tempat istri kedua dan sebaliknya. Pencarian itu membuahkan hasil. Sang suami ditemukan tergeletak di suatu tempat.
Namun saat ditemukan, Eyang Prabudilaya telah terbunuh. Tempat terbunuhnya Eyang Prabudilaya dinamakan Situ Cibeureum. Oleh para pengikutnya, Eyang Prabudilaya digotong menggunakan kain sarung yang diikat ke bambu panjang.
Bambu patah selama perjalanan, tetapi dapat dihubungkan kembali dengan tanah kemudian diletakkan kembali di tandu. Saat ini, daerah yang menghubungkan bambu dengan tanah disebut Mangkubumi.
Perjalanan berlanjut, tetapi setelah berjalan jauh, tiba-tiba pengikutnya nagog atau berjongkok. Lokasi tempat nagog itu saat ini disebut nagrog. Setelah berjalan jauh, pengikut Eyang Prabudilaya melewati suatu tempat yang berudara dingin dan memutuskan untuk beristirahat sejenak.
Tempat peristirahatan itu dulu disebut kawasan manis. Setelah lama beristirahat, jenazah Eyang Prabudilaya dibawa dan akhirnya dimakamkan di sebuah pulau di tengah Situ Gede.
Ketinggian air di tepi pulau di tengah-tengah Situ yang masih didiami masyarakat Manis timur laut Situ Gede ini selalu sama pada musim kemarau dan musim hujan. Fenomena ini menunjukkan pulau terapung tidak bersentuhan dengan dasarnya.
Berita terkait:
Dongkrak Potensi Wisata, Warga Sambut Baik adanya Revitalisasi Situ Gede
Saat ini Situ Gede tengah dilakukan penataan, lokasi wisata ini mendapat kucuran dana untuk revitalisasi dari Provinsi Jawa Barat melalui PSDA Ciwulan – Cilaki.
Kegiatan Rehabilitasi Embung dan Penampungan Air, sebagai Penataan dam Revitalisasi Situ Gede Kota Tasikmalaya tersebut memiliki anggaran biaya sebanyak Rp. 6.395.752.468,71.
Kepala UPTD PSDA Ciwulan Cilaki Provinsi Jawa Barat H. Elvan Robiyana, ST, MSi, MPSDA.,
mengatakan, revitalisasi diharapkan membawa manfaat bagi masyarakat sekitar dalam meningkatkan ekonomi dan destinasi wisata.
“Selain itu, manfaatnya juga bukan saja dari aspek wisata alam saja, tapi wisata budaya dan religi untuk di mumule bersama,” ungkap Elvan belum lama ini.
“Objek wisata Situ Gede akan menjadi kebanggaan bersama, terlebih warga masyarakat Kota Tasikmalaya,” tutupnya. Suslia