Kota, Wartatasik.com – Halal bihalal lintas komunitas ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahim antar komunitas, agar bersinergi untuk program-program kita kedepannya.
Selanjutnya juga, untuk ngamumule kaulinan barudak baheula yang sekarang sudah kalah dengan handphone dan media sosial yang lainnya.
Hal itu dikatakan Ketua Panitia Yadi Kusmayadi yang diwakili Lies Sutisna selaku Wakil Ketua Panitia Halal Bihalal Lintas Komunitas Pecinta Budaya Tasikmalaya Pasanggiri – Eksibisi kaulinan barudak baheula saat ditemui tim Wartatasik.com, Minggu (14/05/2023)
Menurut Lies dirinya merasa khawatir akan timbul hal-hal yang tidak diinginkan saat melihat anak-anak sekarang lebih sering memegang handphone.
Adapun yang hadir kata Lies adalah 28 komunitas pencinta budaya di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya. Dengan harapan pihaknya lebih bersinergi untuk program selanjutnya.
“Alhamdulillah kita sudah punya beberapa program seperti tadi waktu saya utarakan di atas, dalam waktu dekat pada tanggal 21 kita sudah ada program yang sudah terencana,” ungkapnya.
Terkait Dadaha menurutnya, Dadaha, terutama pada hari Minggu itu tidak hanya belanja atau olahraga saja. “Tapi, kita akan menyediakan pasanggiri-pasanggiri seperti hari ini juga, insyaallah ini akan menjadi agenda rutin setiap hari Minggu,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya akan membantu dinas terkait untuk membuat spot-spot kebudayaan.
“Mungkin untuk fasilitas yang ada, dari dinas terkait kita akan berdayakan supaya lebih bermanfaat untuk komunitas dan untuk masyarakat juga, kita mungkin akan membuat spot-spot kebudayaan dengan permainan tadi pasanggiri,” bebernya.
Di Tempat yang sama Ketua Tasik Tempo Doeloe (TTD) Nur Afandi menyebutkan bahwa tujuan diadakannya acara ini untuk meningkatkan kreatifitas pada anak generasi sekarang.
“TTD sebagai penggagas acara ini merasa prihatin dengan permainan-permainan tradisional jaman dulu yang semakin terlupakan. Maka dari itu tujuan dari acara ini untuk mengangkat kembali permainan tradisional tersebut agar tetap lestari,” ucapnya.
Lanjut Nur Afandi menambahkan bahwa, “Selain untuk melestarikan permainan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kreativitas pada anak-anak,” tambahnya.
Pihaknya juga menyebutkan bahwa konsep dari acaranya itu didukung oleh dinas terkait.
“Alhamdulillah dengan konsep kreatif, adaptif, komunikatif, dan kolaboratif acara ini bisa didukung oleh Disporabudpar,” ujarnya.
Nur Afandi berharap agar permainan tradisional itu tetap letari dan tidak punah begitu saja.
“Harapannya permainan-permainan tradisional ini tetap lestari dan tidak punah begitu saja. Karena itu merupakan budaya dan kearifan lokal yang harus kita jaga dan kita pertahankan. Sebab, budaya itu adalah jati diri bangsa,” pungkasnya. Sus/MF