Kab, Wartatasik.com – Satu lagi, hasil dari kontestasi politik kemarin (anggota dewan, red) merupakan sebuah peristiwa luar biasa yaitu proses belajar yang dibangun atas dasar penyatuan kehendak di masyarakat untuk mengusung salah satu wakil masyarakat. Hal tersebut dibeberkan Budayawan Tasikmalaya Tatang Pahat.
Menurutnya, inti keinginan menuju kesempurnaan tatanan masyarakat lewat kenyataan sebagai pembuat perundang undangan demi dan atas nama keharmonisasian kehidupan bermasyarakat.
“Hakekatnya, mengungkap kehendak-kehendak, kepada kekhusuan untuk membangun peradaban dan kesempurnaan di masyarakat yang berbudaya serta bermartabat,” ungkapnya, Senin (14/09/2020).
Lanjut Tatang, satu sisi hakekat wakil rakyat (anggota dewan) perwakilan masyarakat sebagai alat penyadaran bahwa nilai sebuah peristiwa atau kejadian di masyarakat terkomunikasikan lewat wakil wakil masyarakat di parleman.
Namun sindir Tatang, kenyataan bahwa persoalan yang berkembang sebaliknya “jauh panggang dari api”, pasalnya kasus gadai SK anggota dewan terkesan terjadi aji mungpung ketika pengukuhan bukanya memikirkan atau merealisasikan janji janjinya ketika kampanye.
Wakil rakyat itu sebut Tatang, terkesan lupa atau pura pura pura lupa dan fenomena ini menghiasi Headline di media-media baik medsos maupun cetak. Ironisnya, peristiwa ini secara makrokosmos, mengganggu dan mengkristalkan stigma negative kepada wakil wakil rakyat yang selama ini memang negative.
“Jangan salahkan masyarakat” sebaliknya masyarakat mendambakan budaya politik yang berkonsep tanpa menyakiti hati nurani rakyat. sialaaann. (Asron).