
Kabupaten, Wartatasik.com – Viral tersebar video dugaan money politics disaat Masa tenang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Kabupaten Tasikmalaya.
Video yang berdurasi 1,25 menit tersebut menunjukan latar belakang layanan kesehatan.
Terdengar dua orang perempuan tengah berbincang. Salah seorangnya mengaku mendapatkan uang dari salah satu pasangan calon bupati.
“Tah ieu nomor 2 sa RT menang. Naon etamah mere basa qurban mere, engges we tiap nyoblos mere 100 basa etamah 200. (Nah ini nomor 2 se-RT dapet uang. Apa itumah waktu itu ngasih, udah qurban ngasih pas pencoblosan ngasih 100 kemarin 200),” kata perempuan yang hanya terekam tangannya dengan menggunakan bahasa Sundanya.
Dalam video juga terekam stiker bergambar Paslon 02. Dibalik stiker juga ada replika surat suara.
Ketua Bawaslu Kabupaten Tasikmalaya, Dodi Djuanda mengaku tengah mengidentifikasi dan investigasi video ini.
“Sayangnya video tidak menunjukan wajah yang terlibat hanya foto paslon tertentu,” ujarnya, Jumat (18/4/25).
Pihaknya lagi mengidentifikasi dan menginvestigasi terkait hal itu, karena memang videonya hanya keterbatasan gambar.
“Hanya menunjukan untuk memilih satu Paslon, itu dengan mengimingi-imingi dengan uang, mengimingi-imingi uang kan tidak boleh, menjanjikan itu kan tidak boleh apalagi memberikan uang atau memberikan barang kan tidak boleh,” kata Dodi Djuanda. Kamis (17/4/25).
Dodi meminta agar masyarakat tidak takut melapor jika ada temuan politik uang. Identitas pelapor akan di lindungi. Masyarakat juga diingatkan agar pemberi dan penerima politik uang bisa dipidana.
“Hal ini harus tersampaikan kepada masyarakat jangan sampai masyarakat karena ketidaktahuan, mereka berurusan dengan hukum pidana pemilu, karena pemberi dan penerima itu ada ancaman pidananya. Hindari money politik,” kata Dodi Djuanda.
Ia menambahkan sudah menerima laporan dugaan politik uang di Kecamatan Karangjaya dan Karangnunggal. Bawaslu tentu akan menindaklanjuti laporan politik uang ini.
“Kalau video yang beredar dari 02, tapi tentu harus didalami lagi. Kita juga lagi mengidentifikasi, kami berharap kalau menemukan dugaan harus memberikan bukti yang jelas, jangan kurang bukti, video harus jelas dimana, supaya kami pengawas pemilu mengidentifikasinya jelas menuju ke arah mana,” katanya.
Kalau hal terburuk diantisipasi, pihaknya juga harus siap, Panwascam, PKD semua jajaran, dan masyarakat kalau menemukan informasi dugaan pelanggaran bisa disampaikan.
“Dan kami jamin kerahasiaannya. Tapi dengan barang bukti sangat jelas, tidak berunsur fitnah,” kata Dodi Djuanda.
Dodi menilai serangan fajar tidak lagi dilakukan dalam Pemungutan Suara Ulang kali ini, justru siang hari hingga pelakunya berbaur dengan masyarakat.
“Tetapi, kami kepada panwascam, PKD harus standby dan patroli bukan hanya malam, tapi siang pun harus terpantau, bukan lagi serangan Pajar, tapi serangan siang,” kata Dodi Djuanda.
Dia mengingatkan, seluruh paslon dalam PSU Tasikmalaya harus menghindari kecurangan politik uang.
“Dan ini tidak hanya ke satu Paslon, tapi semua Paslon kita awasi, tim sukses, tim kampanye, atau tim simpatisan baik dari semua Paslon awasi,” pungkasnya. Ndhie