Perangi Hoax Jelang Pilkada 2024, Talar Nular di Universitas Trunojoyo Madura Gelar Sekolah Kebangsaan

Foto: dokpri

Tular Nalar di Universitas Trunojoyo Madura: Meningkatkan Literasi Digital dan Memerangi Hoax Menjelang Pilkada 2024..

Referensi – Madura, 7 November 2024, Universitas Trunojoyo Madura (UTM) bersama program Tular Nalar menggelar acara bertajuk Sekolah Kebangsaan dengan fokus pada literasi digital dan pencegahan hoax menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan civitas akademika dan masyarakat tentang bahaya penyebaran informasi palsu, terutama di tengah maraknya penggunaan media sosial menjelang Pilkada. Acara yang digelar di UTM ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas.

Menyambut Pilkada yang semakin dekat, Indonesia diperkirakan akan dihadapkan pada lonjakan besar penyebaran hoax, yang sering kali beredar dalam bentuk berita atau gambar palsu yang memanipulasi kenyataan.

Fenomena ini semakin diperburuk oleh kemajuan teknologi yang memungkinkan penyebaran informasi tanpa batas, dengan dampak yang sangat besar bagi stabilitas demokrasi. Informasi yang menyesatkan dapat dengan mudah mempengaruhi opini publik dan menambah polarisasi di masyarakat.

Foto: dokpri

Wakil Rektor 3 Universitas Trunojoyo Madura, Surokim, S.Sos., S.H., M.Si., dalam sambutannya menyatakan, “Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan kontribusi positif dalam menciptakan suasana yang kondusif menjelang Pilkada 2024,” ujarnya.

Dikatakannya, hoax dan informasi yang menyesatkan sangat berpotensi merusak demokrasi serta memecah belah masyarakat. “Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk lebih cerdas dalam menyaring informasi yang beredar,” katanya.

Koordinator Tular Nalar 5.0 Dr. Yudiana Indriastuti, menjelaskan tentang pentingnya literasi media dalam mengenali ciri-ciri hoax. Ia juga mengungkapkan berbagai teknik untuk memverifikasi informasi yang beredar di media sosial.

“Keberhasilan kita dalam memerangi hoax sangat bergantung pada partisipasi aktif setiap individu untuk mengedukasi diri sendiri dan orang lain. Literasi media adalah kunci agar kita tidak terjebak dalam arus informasi yang menyesatkan,” terangnya.

Acara ini juga diisi dengan sesi diskusi interaktif bersama para fasilitator yang berkompeten, di antaranya Farikha Rachmawati, Augustin Mustika, Latif Ahmad Fauzan, Merry Frida, Dey, Muammar Alawy dan Roziana, yang kesemuanya adalah dosen dari berbagai universitas ternama.

Para ahli ini berbagi pengetahuan tentang cara mendeteksi dan menangkal hoax, serta pentingnya membangun kebiasaan berbagi informasi yang akurat di kalangan masyarakat.

Foto: dokpri

Salah satu peserta, Binta, mahasiswa Fakultas Hukum UTM, mengungkapkan manfaat besar dari acara ini, terutama dalam membantu membedakan mana yang fakta dan mana yang opini di tengah derasnya arus informasi.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat. Sekarang saya lebih paham bagaimana cara menyaring informasi dan memverifikasi apakah itu benar atau tidak. Terlebih, saya juga mengenal beberapa kanal penting seperti chatbot Kalimasada dan website Turnbackhoax.id untuk melakukan pengecekan fakta,” tuturnya.

Dengan diadakannya Sekolah Kebangsaan ini, diharapkan mahasiswa, sebagai agen perubahan di masyarakat, dapat menjadi lebih waspada dan proaktif dalam menangkal penyebaran informasi yang tidak benar.

Mahasiswa tidak hanya akan lebih cerdas dalam mengonsumsi informasi, tetapi juga bisa menjadi contoh bagi orang di sekitar mereka untuk bijak dalam bermedia sosial, sehingga tercipta atmosfer yang lebih sehat dan demokratis menjelang Pilkada 2024. Red.

Berita Terkait