Kota, Wartatasik.com – Sepanjang jalan kawasan pusat Kota Tasikmalaya terlihat para pedagang bendera serta pernak pernik berbau kemerdekaan menghiasi troatoar jalan.
Namun, para pedagang mengeluh kelesuan penjualan diduga akibat status zona merah Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di Kota Tasikmalaya.
Seorang pedagang bendera musiman dan pernik kemerdekaan Heri (49) warga Kampung Awiluar Purbaratu, Kota Tasikmalaya mengakui jualan yang dipajang di Jalan KHZ Mustofa mengalami penurunan yang sangat drastis.
“Saya mulai memajangkan dagangan bendera ini mulai dari awal bulan, namun tahun ini sangat sepi sekali, sampai hari ini saya baru dapat uang Rp 500.000,” ungkapnya, Senin (09/08/2021).
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, Heri menyebut penjualan tahun ini sangat sepi. Lantaran itu, tahun ini ia tidak berani menyetok bendera dan pernik lebaran, karena kondisi pandemi yang melesukan perekonomian masyarakat di Kota Tasikmalaya.
“Tahun-tahun sebelum pandemi, saya biasa belanja bahan sekitar bulan Juni kurang lebih 100 golong kain atau kalau diuangkan seratus jutaan, namun untuk tahun sekarang saya belanja bahan hanya lima puluh juta itu pun belanja di akhir Juli,” jelasnya.
Heri mulai menekuni berdagang bendera musiman sejak tahun 1987, walaupun omzet penjualan menurun namun dirinya masih bersyukur karena masih ada sebagian langganannya dari sekolah, kelurahan dan beberapa kantor serta perusahaan yang ada di Kota Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar.
Ditempat sama, Ibu Kader Posyandu dari RW 13 Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang yang datang ke jongko bendera milik Heri mengaku bahwa dirinya setiap tahun membeli bendera dan aksesoris untuk menghias gedung posyandu dan lingkungannya.
“Ya, saya beli bendera sama baligo ini untuk posyandu saya, ini bentuk partisipasi dalam rangka memperingati HUT RI ke 76, mudah-mudahan generasi bisa melanjutkan para pejuang kita,” pungkasnya. Suslia.