Internasional, Wartatasik.com – Tanggal 15 September 2019. Pagi itu kami sudah berkumpul di stasiun kereta Oktyabrskaya (Leningradskii Vokzal) Moskow, pukul 07.00 waktu setempat, kereta berangkat menuju St. Petersburg. Cuaca saat itu cukup dingin, hujan rintik-rintik mengiringi perjalanan kami.
Jarak dua kota ini 705,6 km, biasa ditempuh sekitar 7-9 jam dengan kereta malam, namun dengna kereta cepat Sapsan perjalanan Moskow -St.Petersburg hanya ditempuh sekitar 4 jam. Pukul 11.10 waktu setempat, kami tiba di stasiun utama St. Petersburg, Moskovskii vokzal.
Saat kereta melaju mendekati stasiun Moskovskii, perasaan haru membuncah, hati bergetar, mata berkaca-kaca, setelah lima tahun meninggalkan kota ini, saya tak menyangka bisa kembali ke kota ini.
Ya, Kota yang menyimpan banyak kenangan. St. Petersburg adalah kota yang terletak sebelah utara Moskow. Kota ini beberapa kali berganti nama, seiring perkembangan zaman dan rezim pada masa itu.
Nama pertama adalah Petrograd, lalu Sankt-Peterburg, kemudian setelah revolusi Bolshevik menjadi Leningrad pada masa komunis, mengambil nama pendiri komunisme di Rusia – V.I. Lenin. Setelah terjadinya perestroika kota ini kembali menggunakan nama Sankt-Peterburg.
Kota ini didirikan oleh Peter I, dikenal juga dengan sebutan Peter Agung. Nama kota didedikasikan pada Santo Peter, namun sering keliru, banyak yang beranggapan bahawa kota itu dinamai dengan nama pendirinya yaitu Peter I.
Warga kota sering menyebut nama ini dengan kata Piter, untuk menyederhanakan penyebutan, dan secara tertulis sering disingkat dengan SPb.
Pada tanggal 27 Mei tahun ini, 2020, Piter berusia 317 tahun. Jika dibandingkan dengan kota Moskow -yang sudah berdiri sejak abad XII- kota ini masih terhitung sangat muda.
Perayaan kota St. Petersburg bertepatan dengan awal musim semi, sehingga kota tampak lebih cantik dengan bunga-bunga yang sengaja ditaman di sekitar pusat kota.
Perayaan ulang tahun kota diadakan di sepanjang jalan Nevsky Prospekt, biasanya antaran jembatan Anickov sampai ke jalan Bolshaya Konyushennaya.
Sepanjang 1,5 km di jalan tempat perayaan itu, terdapat beberapa panggung hiburan, yang jarak antarpanggung sekitar 500 m.
Jalan Nevsky Prospect sendiri panjangnya 4,5 km. jalan terpanjang dan lurus yang membelah kota. Selama perayaan, biasanya antara 2-3 hari, bagian jalan yang digunakan untuk pesta, ditutup untuk kendaraan bermotor.
Jadi semacam car free day. Perayaan ini menjadi salah satu atraksi turis, karena di sini berlangsung pesta budaya Rusia. Di sini ada berbagai tampilan budaya, tidak hanya yang berbentuk hiburan seperti lagu, tari, pakaian tradisional, tapi juga ada bazaar makanan khas Rusia, souvenir, dan lain-lain.
Para pengunjung bisa ikut menari dan bernyanyi di sepanjang jalan itu. Sangat meriah. Saat bejalan di sekitar Nevsky Prospekt, semua kenangan tentang perayaan ulang tahun kota terpatri jelas dalam ingatan.
Betapa menyenangkan berjalan-jalan dalam cuaca yang mulai hangat, setelah selama musim dingin harus selalu berpakaian berlapis-lapis dan tebal, pada hari itu bisa berpakaian seperti biasa, maksudnya, sudah bisa berpakaian satu lapis saja.
Nevsky Prospekt banyak menyimpan cerita. Sebagaimana yang diungkapkan oleh sastrawan Rusia yang terkenal, Nikolai Gogol, dalan novel yang menggunakan nama jalan itu, Nevsky Prospekt adalah sebuah tempat berkumpulnya berbagai macam manusia dengan berbagai profesi dan kepentingan berada di jalan itu.
Di sepanjang jalan ini kita dapat melihat berbagai lanskap yang menjadi ciri khas kota, misalnya museum, teater, taman, Katedral Kazansky, Gostiny dvor – ini dulunya merupakan gedung untuk tamu-tamu kota.
Sekarang menjadi pusat pertokoan, terutama souvenir -, Singer – gedung klasik yang sekarang digunakan sebagai toko buku terbesar di kota ini, pertokoan, restoran, café, dan lain-lain.
Di mulai dari jalan ini turis-turis bisa mendapatkan tempat-tempat tujuan wisata. Dalam sehari bisa mengunjungi banyak tempat hanya dengan berjalan kaki.
Katedral Kazansky
Mei 2020 ini perayaan seperti ini tak bisa berlangsung karena pandemi global yang tak terkecuali melanda Rusia. Semoga saat pandemi ini berakhir, kita kembali menemukan kehangatan dalam pesta budaya di St. Peterburg.
Penulis : Ani Rachmat
Ketua Program Studi Sastra Rusia Fakultas Ilmu Bahasa, Universitas Padjadjaran.