Kabupaten, Wartatasik.com – Polemik Pondok Pesantren Alzaytun di Indramayu terus mengundang keprihatinan tokoh ulama. Tak terkecuali di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat yang notabene Kota seribu Pesantren.
Ketua Pimpinan Cabang Nahdatul Ulama Kabupaten Tasikmalaya, KH Atam Rustam meminta agar pemerintah segera mengambil sikap. Selain dianggap menodai ajaran agama, Nahdatul Ulama sudah meyakini kesesatanya.
“Masalah Pimpinan Pondok Pesantren Alzaytun, kalau melihat berbagai pernyataannya itu yakin sudah sesat dan menodai ajaran agama. Dan NU sudah menyatakan hal tersebut dari hasil Bahtsul Masailnya. Dengan demikian pemerintah harus segera mengambil sikap,” kata Atam Minggu (25/6/23).
Untuk itu, pihaknya meminta agar tercipta kondusifitas maka Panji Gumilang tidak terus berkomentar. Lebih baik lagi, Panji Gumilang diamankan karena meresahkan.
“Dan untuk mengamanannya lebih baik Panji Guumilang diamankan dan tidak terus berkomentar. Karena akan meresahkan masyarakat,” tambah Atam.
Meski demikian, Atam meminta agar masyarakat Tasikmalaya tetap kondusif menyikapi ini. Tidak melalukan tindakan reaktif apalagi main hakim sendiri. Kasusnya harus diserahkan pada pihak Kepolisian.
“Hal ini tetap kita serahkan ke pihak yang berwajib. Tidak maen hakim sendiri,” pungkas Atam.
Sementara itu, Kapolres Tasikmalaya, AKBP Suhardi Hery Haryanto terus menjalin silaturahmi dengan tokoh ulama terkait polemik Ponpes Al Zaytun. Selain datangi Pengasuh Pondok Pesantren, Kapolres juga menjalin silaturahmi dengan Majlis Ulama Indonesia Tasikmalaya dan Ormas Keagamaan.
Kapolres mengajak masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya untuk mempercayakan penangananya pada pemerintah. Apabila terdapat unsur Pidana, Kepolisian akan segera menanganinya.
“Terkait dengan adanya polemik Ponpes Al Zaytun di Kabupaten Indramayu kami mengajak terhadap para tokoh Agama di wilayah Kab Tasikmalaya untuk mempercayakan penanganan permasalahan Ponpes Al Zaytun kepada pemerintah dan apabila terdapat unsur Tindak Pidana didalamnya, pihak Kepolisian akan segera menanganinya,” kata Suhardi. Ndhie