Kota, Wartatasik.com – Sebagaimana telah dilansir sebelumnya, terkait pemberitaan produksi kerajinan mendong yang nyaris ditelan zaman mendapat tanggapan dari Dinas KUKM Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kota Tasikmalaya.
Kepala Bidang (Kabid) Indag Dinas KUKM Perindag Dadang Ginanjar menyebut pengarajin mendong sudah terlihat kurang respon, bahkan para pengrajin lebih banyak menanam padi dibanding mendong.
Diterangkan Dadang, karena harganya naik turun, Pemerintah Kota Tasikmalaya khususnya bidang Indag dan Pertanian ada koordinasi untuk petani supaya bisa membudidayakan tanaman mendong di Kota Tasikmalaya, tapi mungkin tidak memenuhi kebutuhan pengrajin.
“Mengingat banyak persaingan, (pengrajin) yang lokal tidak bisa mengikuti kualitas seperti motif yang sulit. Ada kemungkinan mendong akan menghilang kalau yang di produksi itu saja,” ujarnya, Kamis (21/11/2019).
Lanjut Dadang, dulu pernah ada pembinaan sampai diberikan mesin ke wilayah tertentu, akan tetapi hanya jalan sebentar dan pengrajin kembali lagi ke aktifitas rutinnya sebagai petani, alhasil kembali bahan baku kesulitan.
Namun ia berharap pengrajin mendong tetap ada dan bisa hidup dengan upaya beragam pelatihan.
Klik berita terkait >>> Sempat Jadi Icon Kota Tasik, Kerajinan Mendong Nyaris Ditelan Zaman
“Kami pernah mendatangkan narasumber dari IPB dan tahun depan akan mengundang lagi dari ITB. Untuk produk lainnya Insha Alloh tahun besok ke mendong lagi,” terang Dadang.
Sementara ini, ada pusat kerajinan industri di jalan Letjen Mashudi yang berisi produk produk unggulan Kota Tasikmalaya.
“Kedepannya akan ada pusat promosi pemasaran khusus untuk komoditi unggulan Kota Tasikmalaya dan mendong termasuk yang dijual,” tuturnya.
Dadang mengaku, selama periode kedua ini sebetulnya sudah harus terwujud pembebasan lahan berikut pembangunan gedung, namun meski anggaran sudah ada tapi terkendala regulasi sehingga dipending dulu.
“Harus menyelesaikan dulu regulasi. Ini sudah janji wali kota yang belum terealisasi dan diakhir jabatannya harus terwujud,” pungkasnya. Suslia.