Kota, Wartatasik.com – Sebagai Kado terindah Hari Jadi Kota Tasikmalaya ke-20 tepat pada 17 Oktober 2021, 30 orang Penulis Kota Tasikmalaya membukukan karyanya bertajuk Kota Tasik dalam Ragam Perspektif.
Buku ini bukan sekedar kado terindah kota yang berulang tahun, namun menjadi karya abadi yang tak dibatasi waktu. Isinya, terkait data tentang kota Tasik yang lengkap, pantas jika akan menjadi rujukan utama bagi siapa pun yang ingin paham kota Tasikmalaya.
“Tentu masih ada kurang dan salah. Bahkan kami pun cukup sedih dan menyesal. Banyak penulis kota Tasik lainnya yang tak sempat disapa. Padahal kualitas mereka jauh lebih baik dari kami,” tulis DR Asep M Tamam melalui status Facebook dengan akun Ahyan Hairu salah satu Penulis yang ada di buku Tersebut.
Wali Kota dan Ketua DPRD berkesempatan hadir dalam launching buku yang diadakan tepat tanggal Lahir Kota Tasikmalaya, 17 Oktober 2021.
Ketua DPRD Kota Tasikmalaya A Aslim menyampaikan, diusia 20 tahun dan masih dalam kondisi wabah covid 19 serta berada pada di level 3, maka peringatan Ulang Tahun Kota Tasikmalaya tidak seperti biasa.
“Akan tetapi, kita patut untuk bersyukur pada kondisi seperti ini ada warga Kota Tasikmalaya yang menginisiasi karya sebuah buku dengan 30 orang penulis sebanyak 322 halaman, mengupas ragam perspektif tentang Kota Tasikmalaya,” terang Aslim.
Politikus partai Gerindra ini menyebut, launching buku ini adalah kado indah dan berkah untuk Kota Tasikmalaya, baik untuk Pemerintah Daerah, DPRD dan masyarakat Kota Tasikmalaya.
“Paling tidak dalam buku tersebut akan ada segudang ide dan gagasan untuk referensi dalam membangun Kota Tasikmalaya,” tandas. Aslim.
Buku ini bisa sampai 322 halaman, lebih absurd dan benar-benar multidimensional. Semua hal tentang kota Tasikmalaya terbahas. Dunia pendidikan (Nizar Machyuzaar Eugen, Ilam Maolani, Inda Hindasah, Alfin), sejarah (Muhajir Salam, Iwan R Jayasetiawan Neo, Adi Hasriadi ), ekonomi (Edy Suroso, Asep Chahyanto ), kesehatan (dr Asep Sufyan).
Selanjutnya, Sosial politik (Yusuf Abdullah, Dadan Alisundana, Maulana Janah dan Mang Eper ), Gender (Hotum Hotimah ), Seni dan Budaya (Nazarudin Azhar, kang Bode Riswandi, kang Irvan Mulyadie dan kang Yusran Arifin), Pertanian (Dedi Sufyadi ), Olahraga (Irvan Chris ).
Terakhir, Pariwisata dan Kuliner (Iwoq Abqory dan kang Rino Sundawa Putra ), Ruang Publik (Hendrihendarsah), Tangan Kreatif (Bambang Arifianto ), Aktivis dan Pemuda (Taufik Rahman), komunitas (Vudu Abdul Rahman ), Mahasiswa (Wafa Amrillah dan Suminar Wili ) dan juga Nafas Religiusitas (DR Asep M Tamam ). Asron.