Surabaya, Wartatasik.com – Puskesmas Kelurahan Lontar menggelar pelatihan kelas stunting yang dihadiri oleh warga Kelurahan Lontar dan Kader Posyandu setiap RW. Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya untuk menurunkan angka stunting pada anak.
Stunting sendiri mempunyai arti kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga, anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.
Kegiatan kelas stunting tersebut dilaksanakan pada hari Senin, 23 Mei 2022 di Pendopo Kelurahan Lontar. Pelatihan kelas stunting tersebut bertujuan untuk mengedukasi ibu-ibu terkait masalah stunting pada anak.
Selain kelas stunting, pada kegiatan tersebut juga diadakan skrining balita untuk mengetahui tumbuh kembang anak dan ada juga demo masak cemilan bayi sehat. Kegiatan kelas stunting tersebut dihadiri oleh sekitar 15 balita dari berbagai RW di Kelurahan Lontar.
Ketika balita sampai di Pendopo Kelurahan, mereka langsung ditimbang berat badannya dan diukur tinggi badannya. Setelah selesai, para balita kemudian di skrining tumbuh kembangnya.
Kemampuan yang diskrining ada 4 hal yaitu kemampuan bahasa, personal sosial motorik kasar dan motorik halus. Setiap anak memiliki tingkatan yang berbeda dalam hal 4 kemampuan tersebut. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah pola asuh anak.
Bu Dian selaku Lurah Lontar menjelaskan, kelas pengasuhan dan sosialisasi kepada orang tua merupakan salah satu layanan masyarakat yang efektif dalam tumbuh kembang anak, sehingga hal tersebut dapat mewujudkan pencegahan angka stunting.
“Selain itu peran anggota keluarga juga dapat berperan dalam pembentukan karakter anak yang berkualitas,” ungkapnya.
Kelas stunting juga diisi dengan demo masak untuk makanan pendamping asi untuk balita (MPASI). Sesi tersebut diisi oleh petugas Puskesmas yang membuat cemilan bakwan dengan bahan tongkol dan aneka sayur. Tongkol dapat diganti dengan protein yang lain misalnya daging ayam, bandeng atau ikan lainnya.
Alasan tongkol dipilih untuk demo masak ini karena harganya yang terjangkau dan mudah dibeli dimanapun. Tongkol sendiri mempunyai banyak manfaat untuk balita diantaranya adalah tinggi protein, menjaga kesehatan tulang, meningkatkan fungsi otak bayi, baik untuk jantung, dan kaya antioksidan.
Ketika hasil bakwan dibagikan kepada balita yang mengikuti kelas stunting, mereka terlihat menyukai bakwan tersebut dan menurut ibu-ibu bakwan tersebut mudah dibuat dan enak.
Kegiatan kelas stunting diakhiri dengan permainan anak-anak yang menyenangkan dan dapat melatih motorik anak. Permainan yang dilakukan adalah mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh petugas Puskesmas dengan diiringi musik yang riang.
Bagi anak yang mengikuti sesi permainan tersebut diberikan hadiah menarik. Sebelum pulang, para ibu diberikan kartu raport pertumbuhan anak agar para petugas bisa memantau pertumbuhan anak setiap bulan.
Pada kartu raport tersebut tercatat tinggi dan berat badan anak setiap bulannya dan wajib dibawa pada kelas stunting di bulan berikutnya.
Kelompok 72 KKN-T UPNVJT mengirimkan 5 anggotanya untuk membantu kegiatan kelas stunting tersebut. Dalam kegiatan tersebut, para mahasiswa membantu melakukan skrining balita setelah diberikan contoh oleh petugas Puskesmas.
Selain itu, mereka juga membantu menjaga balita yang hadir dengan cara mengajak bermain di perosotan mini yang ada di Pendopo Kelurahan.
Menurut Nurul, salah satu mahasiswi kelompok 72 dan juga anggota Posyandu remaja di desanya sendiri berpendapat
“Kegiatan kelas stunting ini sangat membantu bagi orang tua balita karena mereka dapat memantau tumbuh kembang anak mereka dan mencegah terjadinya stunting. Saya harap para ibu bisa mengikuti kegiatan ini secara rutin setiap bulannya agar bisa bermanfaat kedepannya. ***
Penulis : Kevin Aurellia Yasmin Azzahra dan Dian Dwi Purwanti
Editor : Dian Dwi Purwanti