Kabupaten, Wartatasik.com – Dalam kegiatan Resesnya yang ke-2 masa sidang 2021 -2022, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari fraksi Gerindra Persatuan Hj. Neng Madinah Ruhiyat memberikan pelatihan tentang pengelolaan sampah dan bank sampah.
Kegiatan tersebut berlangsung di Gedung Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab Tasikmalaya, Jln Raya Cipakat Singaparna, Kamis (04/03/2021).
Tampak hadir Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kab Tasikmalaya, Sekdis DLH dan Kabid Persampahan, Forum Warga Madani serta Komunitas Anak Bangsa, serta perwakilan dari 24 komunitas yang ada di Kabupaten Tasikmalaya.
“Pelatihan kali ini mengangkat tema yaitu tentang pengolahan sampah dan bagaimana kita bisa mempunyai pengelolan bank sampah,” paparnya kepada wartawan.
Kenapa harus mendirikan Bank Sampah? Ia mengatakan, karena ini sebuah alur atau manajemen pengelolaan sampah khususnya anorganik sejak dari sumbernya (rumah tangga) yang dikelola secara kolektif dan sistematis hingga manfaatnya bisa dirasakan kembali oleh sumbernya (nasabah bank sampah).
“Dan Bank Sampah juga didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis, minimal kita juga bisa membantu pemerintah minimal dalam penangulangan sampah yang ada di Kab. Tasikmalaya,” ujarnya.
Dan selanjutnya kata Hj Neng, pihaknya juga akan bekerjasama dengan dinas DLH Kab Tasikmalaya akan membeli alat pembakar sampah (mesin) yang bisa menghasilkan energi untuk di keluarga-keluarga bahkan pabrik yg bebas polusi.
“Untuk langkah awal, Bank Sampah akan dikelola oleh komunitas dulu, oleh kelompok Forum Warga Madani dan Komunitas Anak Bangsa yang terdiri dari 24 komunitas yang ada di Kabupaten Tasikmalaya sehingga kita bisa memberikan manfaat yang jelas untuk masyarakat,” terangnya.
Ada rumor dari pemerintah bahwa ketika membuang sampah sembarangan bakalan didenda, Hj Neng mengatakan yang jelas itu kurang begitu epektif dan mendidik kepada masyarakat.
“Jadi peran pemerintah saat ini sekarang harus gimana caranya supaya kita bisa mengedukasi masyarakat tentang gimana caranya pengelolaan sampah itu bisa di kelola di masing – masing rumah, yang dari sampah bisa menjadi berkah,” ucapnya.
Harapan kedepannya jelas akan berjenjang terus sampai perdesaan dan perkampungan soalnya komunitas anak bangsa ini terdiri dari 24 komunitas, “Yang sebagian besarnya generasi milineal dan terlahir dari wilayah bahkan dari pelosok pedesaan,” tandasnya. Ndhie.