Kota, Wartatasik.com – Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman ikuti teleconference pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dengan beberapa rumah sakit se-Jawa Barat, Kamis, (05/03/2020).
Teleconference ini dilaksanakan di Aula RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya dengan tujuan untuk mendapatkan semua informasi soal tahapan penanganan terhadap virus corona / COVID-19.
Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengatakan, giatnya ini dalam rangka memberikan penjelasan kepada rumah sakit yang ada di Provinsi Jawa Barat dan RSHS ahlinya disana.
Para ahli di RSHS terang Budi, menyampaikan hal-hal yang menjadi pertanyaan-pertanyaan di daerah, bagaimana penanganan pada masker yang baik bagimana dan pertanyaan sebagainya.
“Termasuk saya menanyakan berapa harga alat untuk mendeteksi bisa positif negatif, karena sekarang ke Lab Kes Kemenkes di Jakarta, karena semua ke Jakarta,” ungkap Budi.
Ia ingin ada sebuah kecepatan, supaya tidak menumpuk sehingga tidak tertangani. Budi menyebut, kalau harganya (alat pendeteksi) satu atau dua milyar mungkin tiap daerah bisa dengan anggaran tanggap darurat sebuah bencana.
“Tadi disampaikan bahwa sebetulnya mungkin alatnya ada, yang jadi masalahnya mungkin bukan berapa harganya, yang paling sulit itu adalah bahwa harus Laboratorium yang sudah mendapatkan sertifikasi WHO Internasional,” ujarnya
Lantaran itu tambahnya, kalau belum mendapatkan (Labolatorium) itu belum bisa mendeteksi positif/negatif, pasalnya yang sudah mendapatkan sertifikasi WHO yang mempunyai kewenangan hanya di Jakarta.
“Itu yang menjadi masalah. Jadi kalau kita punya alat dan belum mendapat sertifikasi percuma,” imbuhnya.
Di Kota Tasikmalaya tidak ada satupun Orang Dalam Pantauan (ODP) dan satu lagi belum ada Pasien Dalam Pengawasan, tetapi masyarakat harus tetap ikuti, sosialisasi bagaimana pencegahan dari penyebaran virus corona.
“Misal dari pola hidup bersih sering cuci tangan, hindari kerumunan orang banyak, ada orang asing datang segera koordinasi kami ke bagian imigrasi, sehingga dapat meminimalisir daripada permasalahan penyebaran virus corona,” paparnya.
Budi meminta masyarakat jangan sampai panik yang berlebihan, karena dulu juga ada Flu MDR yang perlu isolasi tapi relatif obatnya sudah ada walaupun waktu 1-2 bulan.
“Kalau ini virus baru sedang mencari penelitian. Tapi salah satu cara untuk menghindarinya dengan pola hidup bersih saja. Penggunaan masker hanya untuk kebutuhan di rumah sakit atau untuk orang dalam pengawasan dan kita harus lebih rasional saja,” pungkasnya. Blade