Kota, Wartatasik.com – Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diterapkan di Kota Tasikmalaya, pelonggaran ataupun hingga di cabut statusnya hingga akan di berlakukannya New Normal membuat sebagian masyarakat menyambut positif dan sebagian merasa ketakutan.
Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Muslim saat di temui wartatasik.com angkat bicara. Ia menyebut pelonggran PSBB yang di berlakukan dari awal, jika melihat realitas di lapangan Kota Tasikmalaya trend-nya stagnan.
Lanjut Muslim bahwa yang harus di fikirkan pemerintah sekarang adalah alat pendeteksi dini yaitu PCR yang harus di miliki, pasalnya rapid test itu tidak akurat.
“Jika memang PCR seharga Rp 2 milyar, kenapa tidak di beli, anggarannya dari APBD yang triliunan itu, daripada masyarakat banyak yang positif,” ungkap Muslim, Kamis (28/05/2020).
Ia melanjutkan, jika memang new normal akan di berlakukan silahkan saja, berarti ini akan ada perbaikan secara ekonomi, dan berjalan lagi.
Menurutnya, seandainya hanya mengandalkan bantuan sosialsaja itu tidak akan cukup memenuhi kebutuhan masyarakat, dan Pemkot Tasikmalaya pun tidak akan mampu menopangnya.
“Apalagi jika menunggu Covid 19 berakhir, menurut WHO belum pasti kapan berakhirnya, makanya sekarang harus beriringan dengan menyediakan fasilitas,” paparnya.
H Muslim meminta pemerintah memberikan pengertian kepada masyarakat ketika nanti tidak ada perpanjangan PSBB, tetapi masyarakat pun harus tetap septik dengan memakai standar dan protokol kesehatan.
“Untuk mendukung protokol kesehatan, pemerintah harus menyiapkan fasilitas juga seperti PCR, itu yang harus juga dilakukan segera,” pungkasnya. Suslia.