Kota, Wartatasik.com – Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak.
Permasalahan stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan.
Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Wakil Sekretaris 2 PC PMII Kota Tasikmalaya Ridwan Maulana mengatakan, jumlah stunting tersebar di 34 provinsi di Indonesia dengan angka 24,4%, “Kemudian di Kota Tasikmalaya berada di angka 22,4% dan masih jauh dari target WHO yakni berada dibawah 20%.
Lanjutnya, program pemerintah Kota Tasikmalaya dengan ini Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah untuk prevalensi stunting dengan berbagai cara yang udah dilakukan tidak mempunyai dampak sama sekali.
Contohnya lanjut Ridwan, seperti program bapak asuh, setiap pegawai SKPD yang ada di Kota Tasikmalaya diharuskan menjadi bapak asuh.
“Menurut kajian kami program bapak asuh ini hanya fokus sebagai fungsi penyaluran suplai protein saja dan sebagai pengawas habis atau tidaknya suplai makanan tersebut, kalau seperti itu suplai sumber protein sudah habis ya udah bapak asuh kembali lagi bekerja sesuai bidangnya masing-masing,” ujarnya.
Ini menandakan katanya, bahwa Pemerintah Kota Tasikmalaya dibawah komando bapak Cheka Virgowansyah hanya sekedar “main-main” saja dan tidak ada konsep yang bertujuan jangka panjang untuk menangani stunting ini.
“Kalau dengan program bapak asuh masih konsepnya seperti ini, angka stunting di Kota Tasikmalaya akan sangat sulit teratasi karena apabila suplai protein sudah habis tidak akan ada yang diberikan,” kata Ridwan.
Seharusnya katanya lagi, Pemerintah Kota Tasikmalaya mempunyai konsep jangka panjang untuk penanganan stunting ini contohnya seperti penguatan dalam sektor pertanian dan lingkungan, seperti menanam tanaman yang mengandung protein-protein.
Kemudian dalam lingkungan tambahnya, yaitu penangan sampah yang juga menjadi skala prioritas utama program pemerintah tapi sampai saat ini masih belum juga menemukan titik penyelesaian.
“Persoalan aspek lingkungan yang bersih, lingkungan jadi salah satu indikator pertumbuhan manusia, air yang hari ini terkena mikro plastik akibat sampah yang berserakan tidak beraturan kemudian di konsumsi oleh masyarakat, jangan dulu berbicara stunting, jika soal sampah saja tidak terselesaikan,” ucapnya. Red