Tanggapi Dua Paslon yang Walkout saat Paslon Lain Pidato, Para Tokoh Sayangkan Adab dan Etikanya

Foto: Dokpri

Kabupaten, Wartatasik.com – Peristiwa yang dianggap mencoreng pesta demokrasi lima tahunan terjadi di Kabupaten Tasikmalaya.

Pasalnya, dua pasang calon bupati dan wakil bupati dengan pendukungnya meninggalkan satu paslon serta pendukungnya saat mendapat giliran penyampaian visi misi.

Kejadian ini terjadi dalam rangkaian deklarasi damai pemilu usai pleno terbuka pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tasikmalaya, Senin 23 September kemarin.

Pasangan Calon nomor urut 1 Iwan Saputra-Dede Muksir Aly dan Pasangan Nomor Urut 2 Cecep Nurul Yakin – Asep Sopari Alayubi bersama pendukungnya meninggalkan acara yang digelar di Gedung Islamic Center, Singaparna.

Hampir diwaktu bersamaan paslon nomor urut 3, Ade Sugianto-Iip Miftahul Paoz tampil menyampaikan pidato politiknya. Tersisa pendukungan nomor urut tiga serta deretan kursi kosong yang semula diduduki paslon nomor urut 1 dan 2.

Pengamat politik Kabupaten Tasikmalaya, Maulana Jannah menyampaikan pandanganya, seluruh pasangan calon Bupati dan pendukungnya harusnya saling menghargai dan menghormati. Apalagi giliran penyampaian pidato politik di fasilitasi KPU.

“Artinya meskipun memang mereka tidak suka pada lawannya, mestinya juga memberikan pendidikan politik kepada publik, masyarakat dengan cara yang santun, kemudian mendengarkan visi misi yang disampaikan lawan politiknya,” ujar Maulana.

Menurutnya, meninggalkan ruangan dalam situasi yang resmi dan itu waktunya masih dalam koridor KPU, dipandang kurang elok dan tidak etis serta terkesan memberikan pendidikan politik yang tidak bagus kepada masyarakat.

“Sesama calon harusnya saling menghargai dan menghormati, saling memberikan empati dan sebagainya. Kontestasi dalam Pilkada itu pasti ada dan biasa, tapi menghormati dan menghargai itu sepertinya sebuah keharusan,” ujar Maulana.

Ditempat terpisah, salah satu Akademisi yang sekaligus mantan Anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Basuki Rahmat menilai, akhlak dan etika lebih penting daripada penguasaan ilmu pengetahuan semata. Artinya adab berada diatas ilmu.

Basuki menyebut, adab yang baik sangat penting dalam hubungan dan interaksi sosial antara individu maupun kelompok. Artinya, adab merupakan fondasi yang kuat untuk menjalin hubungan yang harmonis dan mencapai kebaikan sejati.

“Pemimpin yang mengedepankan adab akan lebih mampu menghargai dan mendengarkan pendapat orang lain, pemimpin juga harus mampu memberikan teladan. Tapi, Ya begitulah fenomena dimana persepsi seseorang terhadap sesuatu seseorang dipengaruhi oleh prasangka buruk, adab pun dilupakan,” ucap Basuki.

Ketua PC NU Kabupaten Tasikmalaya, KH Atam Rustam menyesalkan kejadian ini. Dia mengaku khawatir peristiwa ini menimbulkan efek kurang baik terhadap perhelatan Pilkada Kabupaten Tasikmalaya. Ulama kharismatik ini meminta agar masyarakat tidak terpancing dengan tontonan calon kepala daerah yang kurang baik.

BACA JUGA: Walkout Dua Paslon dan Pendukungnya Saat Pidato Politik Pasangan Lainnya, Bawaslu: KPU Kab. Tasik Harus Tegas 

“Sangat menyesalkan apapun alasannya, akan berefek Pilkada yang kurang baik, semoga masyarakat tidak terpancing dengan kejadian tersebut. Menghimbau khususnya kepada para calon bersaing dengan baik, elegan dan tidak memancing emosi masyarakat,” kata KH Atam Rustam, Rabu (25/9/24).

Ketua FKUB Kabupaten Tasikmalaya, KH Edeng ZA, meminta agar masyarakat menjaga kerukunan dalam perhelatan pilkada. Siapapun pilihannya masyarakat tetap bersatu dan rukun.

“Masyarakat harus tetap menjaga persatuan dan kerukunan, para calon tontonkan berdemokrasi yang santun. Tidak saling serang atau menjelekan,” katanya. Ndhie

Berita Terkait