
Kota, Wartatasik.com – DPRD Kota Tasikmalaya menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan melibatkan 40 pimpinan organisasi masyarakat (ormas) untuk menanggapi geng motor yang kerap sangat meresahkan masyarakat, Jumat (21/2/25).
Ketua Umum SWAP (Solidaritas Warga Pribumi), H. Adang Moelyadi, mengemukakan pentingnya sinergitas antara pemerintah, baik di tingkat RT maupun RW, dengan aparatur pemerintah legislatif serta aparat keamanan seperti kepolisian, Koramil, dan Satpol PP.
Sinergitas ini diharapkan, lanjutnya, dapat meningkatkan keamanan dan ketertiban di masyarakat Kota Tasikmalaya, terutama dalam menghadapi tindak kekerasan dan anarkisme yang dilakukan oleh geng motor.
Ditempat yang sama, Ketua Forum Komunikasi Pimpinan Ormas Tasikmalaya (FKPOT) Ir. H. Nanang Nurjamil dari menyampaikan sejumlah faktor yang menjadi penyebab maraknya aksi berandalan geng motor.
“Penanganan terhadap masalah ini tidak hanya dapat dilakukan dengan menindak para pelaku, tetapi juga harus mencakup langkah-langkah preventif yang bersifat edukatif,” katanya.
Ia menekankan bahwa ada enam faktor penyebab yang harus diperhatikan dalam upaya mengurangi angka kejahatan yang melibatkan geng motor di Kota Tasikmalaya, diantaranya.
- Lemahnya Penanaman Moral dan Akhlak, Penanaman moral yang baik kepada anak-anak dan remaja menjadi sangat penting. Jika nilai-nilai moral dan akhlak tidak ditanamkan dengan baik, akan ada kemungkinan besar generasi muda terlibat dalam perilaku menyimpang, termasuk aksi kekerasan.
- Lemahnya Pengawasan Orang Tua : Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam mengawasi aktivitas anak-anak mereka. Kurangnya perhatian dan pengawasan dapat menyebabkan anak-anak terjerumus dalam pergaulan yang negatif dan terinspirasi untuk bergabung dengan geng motor.
- Adanya Ruang dan Situasi Lingkungan yang Mendukung : Lingkungan yang tidak kondusif, seperti tempat berkumpul yang sepi atau tidak ada pengawasan, menciptakan ruang bagi anak-anak dan remaja untuk melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan aman.
- Maraknya Peredaran Miras dan Narkoba: Penyalahgunaan alkohol dan narkoba sering kali menjadi faktor pemicu terjadinya tindakan kekerasan. Pemerintah dan aparat keamanan harus bekerja sama untuk menanggulangi peredaran miras dan narkoba di kalangan remaja.
- Lemahnya Pemahaman Anak-anak terhadap Konsekuensi Hukum: Banyak anak-anak dan remaja yang belum memahami sepenuhnya mengenai konsekuensi hukum dari tindakan kriminal. Edukasi mengenai hukum dan dampak dari perbuatan mereka perlu dilakukan secara terus menerus oleh semua pihak.
- Kurangnya Sarana dan Prasarana serta Wadah Kegiatan Anak-anak di Luar Sekolah: Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk kegiatan positif di luar sekolah sangat diperlukan. Kurangnya kegiatan yang bermanfaat membuat anak-anak lebih cenderung terlibat dalam hal-hal negatif.
Dalam hal ini, lanjutnya, kolaborasi antara seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, keluarga, dan aparat keamanan, sangatlah penting.
“Langkah-langkah preventif seperti penyuluhan di sekolah-sekolah dan komunitas, pengadaan kegiatan positif untuk anak-anak dan remaja, serta penguatan peran orang tua dalam pengawasan anak diharapkan dapat mengurangi angka kejahatan yang melibatkan geng motor,” tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kejahatan juga harus dilakukan untuk memberikan efek jera.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H. Aslim SH. M.Si., menyampaikan dari RDPU ini akan dibahas selanjutnya dengan pemerintah dan Muspida.
“Kita akan bawa dengan Rakor bersama pemerintah dan Muspida untuk dibahas secara koperhensif. Kita akan bahas semua aspirasi yang hari ini disampaikan,” tandasnya. Asron