Kota, Wartatasik.com – Lari merupakan olahraga yang dapat dilakukan siapa pun dan dimana pun. Selain menyehatkan, berlari dipercaya dapat meningkatkan mood seseorang. Tak heran banyak orang menjadikan lari sebagai hobi dan munculnya banyak komunitas lari.
Bagi orang yang ketagihan lari, seolah ada yang kurang jika tak melakukan aktivitas ini, begitu juga saat bulan Ramadhan. Puasa tak akan menjadi pengahalang hobi mereka seperti yang dilakukan komunitas lari Tazbrunners Tasikmalaya.
“Kalau berlari hari-hari biasa setiap hari sabtu start jam 06.30 dan hanya rubah waktunya saja ketika bulan Ramadhan lebih ke sore jam 16.30 WlB titik kumpul di Stadion Wiradadaha,” ujar Anggota Tazbrunners Tasikmalaya, Ramdan Mubarok, Sabtu (17/04/2021).
Meskipun menahan lapar dan haus karena puasa, lanjut Ramdan, sejumlah anggota yang tergabung di Tazbrunners Tasikmalaya ini tetap berlari dengan berbagai alasan.
“Bulan puasa kita tetap lari karena beberapa teman juga ada yang target untuk ikut event lari. Jadi, kita harus tetap latihan. Dan kebanyakan memang untuk menjaga kebugaran tubuh,” imbuh Ramdan.
Selain itu katanya, para pecinta lari dari komunitas Tazbrunners Tasikmalaya dengan beranggotakan kurang lebih 100 orang ini tetap berlari karena telah menjadi gaya hidup.
“Bagi kita lari itu tak terpisahkan atau kita sebut sebagai recreational runners. Bagi kita berlari itu merupakan salah satu cara untuk menikmati hidup kita dan memiliki tubuh yang sehat,” ucapnya.
Ia mengatakan bagi mereka yang melakukan lari di bulan puasa ini sekedar mencari keringat atau menjaga stamina, tak perlu berlari terlalu serius, cukup dilakukan 45-60 menit saja.
“Bila dilakukan sore hari, berlari dibulan Ramadhan bisa menjadi aktivitas ngabuburit (menunggu berbuka puasa) atau bisa disebut Ngabubu-run dengan intensitas easy run (santai) saja. Berlari tapi tetap bisa sambil ngobrol,” katanya lagi.
Buat yang mau gabung, Ramdan meyakinkan, jangan khawatir setiap ada anak baru yang ikut lari akan selalu ditemani jadi gak bakalan ketinggalan, karena lari itu belajar.
“Belajar untuk saling support satu sama lain didalam mencapai impian, cita-cita, tanpa memandang gender, latar belakang atau bahkan perbedaan PACE saat berlari,” pungkas Ramdan. Asron